Update Corona di DI Yogyakarta

Gubernur DIY Apresiasi Ventilator Karya Peneliti UGM

Produk ventilator karya peneliti UGM mendapatkan apresiasi dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi Humas UGM
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X saat menerima audiensi Rektor UGM bersama tim peneliti ventilator, Selasa (7/7/2020), di kompleks kepatihan Pemprov DIY. 

TRIBUNJOGJA.COM - Produk ventilator karya peneliti UGM mendapatkan apresiasi dari Gubernur DIY  Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Menurutnya produk alat kesehatan karya anak bangsa perlu didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Namun begitu, Sri Sultan mengakui bahwa kebiasaan birokrasi pemerintahan dan industri di Indonesia yang lebih mementingkan impor produk luar dibanding memberikan kesempatan produk lokal untuk bisa bersaing.

“Produk dalam negeri sangat penting untuk didorong agar kita mandiri. Biarpun ada kemampuan tanpa diberi kesempatan tentu akan sulit. Jika tidak diberi ruang, bagaimana kita bisa maju jika hanya mengandalkan impor yang maunya agar lebih gampang,” kata Sri Sultan saat menerima audiensi Rektor UGM bersama tim peneliti ventilator, Selasa (7/7/2020), di kompleks kepatihan Pemprov DIY.

Sri Sultan berharap agar produk riset jangan hanya selesai jadi prototipe lalu disimpan sebagai pajangan semata.

Gandeng PT Yogya Presisi Tehnikatama, UGM Buat Ventilator Khusus ICU, Ini Keunggulannya

Namun bisa digunakan untuk kemanfaatannya bagi masyarakat.

“Jangan sampai nantinya masyarakat menganggap bahwa kami bangga bahwa kami bisa menjual produk asing untuk bangsa sendiri, tapi harus bangga menjual produk lokal,” ungkapnya.

Meski ventilator yang dibuat oleh tim UGM dalam proses uji alat dan uji klinis, Sri Sultan berharap ventilator tersebut bisa diperkenalkan ke publik untuk digunakan di beberapa rumah sakit.

Bahkan ia menawarkan skema kerja sama agar harga ventilator buatan dalam negeri tidak mahal dan membebankan pihak rumah sakit.

“Yang namanya rumah sakit dalam keadaan darurat (covid-19) mestinya ventilator itu penting, untuk memberikan ruang pada pasien pada penyakit tertentu yang memerlukan itu. Namun jika berbicara harga ini menjadi dilematis,” katanya.

Dikatakan Sri Sultan, sudah ada 12 ventilator di beberapa rumah sakit di DIY.

Namun selama masa pandemi hanya ada dua ventilator yang digunakan untuk merawat pasien covid-19.

Sedikitnya alat ventilator yang dipakai menurut Sri Sulatan disebabkan pasien covid di DIY jumlah sedikit dan sebagain besar mengalami gejala ringan.

Menurutnya, sedikitnya jumlah pasien covid di DIY disebabkan karena ia menganjurkan agar pendatang atau warga yang mudik untuk mengikuti proses karantina selama 14 hari.

Kasus Positif COVID-19 Gunungkidul Kembali Bertambah, 2 Pasien Dinyatakan Sembuh

Selanjutnya selama proses karantina, pemerintah memberikan suplemen seperti vitamin B kompleks, zinc dan madu. Selanjutnya pihak RT dan RW juga mengawasi proses karantina tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved