Volume Sampah Sisa Makanan di DIY Capai 96 Ton Perhari
Jika dirinci, prsesntase penyumbang sampah tertinggi di DIY bersumber dari sampah organik yang mencapai 38,8 persen
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Volume sampah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rata-rata perharinya mencapai 620 ton.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 38,8 persen di antaranya dihasilkan dari sampah organik.
Itu artinya berat sampah organik yang dihasilkan warga DIY sekitar 240,56 ton perharinya.
Data tersebut diperolah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY.
Kepala DLHK DIY, Sutarto, mengungkapkan dari jumlah 38,8 persen atau setara 240,56 ton itu, 40 persennya adalah bersumber dari makanan sisa dan bahan makanan yang tidak terpakai.
Paling banyak, sampah sisa makanan tersebut berasal dari rumah makan dan restoran yang ada di DIY.
Jika dirinci, prsesntase penyumbang sampah tertinggi di DIY bersumber dari sampah organik yang mencapai 38,8 persen.
Kedua sampah plastik yang mencapai 23 persen, ketiga sampah kertas sebanyak 15 persen, dan sisanya bersumber dari sampah-sampah kayu, besi dan lain-lain.
"Paling banyak memang sampah organik. Sampah sisa makanan masih tinggi," katanya, saat ditemui Tribunjogja.com, Kamis (2/7/2020).
Sutarto mengatakan, jika dibandingkan dengan DKI Jakarta, selisihnya tidak jauh berbeda.
Di DKI Jakarta, volume sampah sisa makanan mencapai 70 persen dari total limbah organiknya.
"Di kami hanya 40 persen. Ya masuk kategori sedang. Namun, jika dibiarkan akan membludak," urainya.
Jika dikalkulasikan, 40 persen dari 240,56 ton sampah organik tersebut, maka dipastikan sampah sisa makanan di DIY perharinya mencapai 96 ton.
Meski itu hal sepele, Sutarto menyayangkan karena jika dikalkulasikan untuk satu gelas ukuran 200 ml berisi 50 gram beras, itu akan setara 100 gram nasi.