Yogyakarta
Ruang Publik di Kulon Progo Masih Butuh Perhatian Terkait Sarana Pendukung PHBS
Beberapa ruang publik di Kulon Progo masih butuh perhatian terkait sarana pendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Penulis: Irvan Riyadi | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Irvan Riyadi
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Beberapa ruang publik di Kulon Progo masih butuh perhatian terkait sarana pendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sarana pendukung tersebut seperti tempat mencuci tangan yang dapat digunakan oleh warga masyarakat ketika berada di tempat-tempat publik, seperti pasar dan alun-alun.
Tempat-tempat seperti yang disebutkan, dari pantauan Tribunjogja.com, setiap harinya tidak pernah sepi dari aktivitas warga Kulon Progo.
Terkait fasilitas PHBS yang dimaksud, seperti tempat mencuci tangan, atau membersihkan diri, pada dasarnya memang menjadi kebutuhan yang wajib untuk diperhatikan keberadaannya.
Terlebih, berkaitan dengan masa pandemi covid-19, dan menuju tatanan kenormalan barunya.
• Jelang Tahun Ajaran Baru, Sekolah-sekolah di Kulonprogo Siapkan Fasilitas Pendukung PHBS
Muhammad Fadli (23), seorang warga yang mengaku rutin mengakses alun-alun untuk kegiatan olahraga menuturkan, ketersediaan sarana mencuci tangan di alun-alun sudah cukup baik.
"Di sini kan sudah cukup banyak sih ya, tapi yang bisa digunakan publik kan paling yang memang umum, atau di kamar mandi umum juga bisa. Kalau yang lain kan, sepertinya disediakan sama pedagang-pedagang, kalau nggak belanja, sungkan, jadi ke wastafel, atau kamar mandi," ujarnya, Sabtu (27/6/2020).
Selain itu, menurutnya, yang paling penting pula adalah kesadaran tiap-tiap orang untuk memperhatikan kebersihan.
"Paling enak kalau semuanya sadar kebersihan sih, jadi merasa saling melindungi, itu kalau soal virus, ya. Selain itu, tetap kebersihan ya harus dijaga," terangnya.
Di alun-alun Wates, dari pantauan Tribunjogja.com, memang sudah tersedia beberapa fasilitas umum, seperti kamar mandi, serta wastafel yang juga bisa di akses oleh warga.
Sementara, tempat lain seperti pasar tradisional juga tidak kalah pentingnya.
Tempat yang dikenal sebagai pusat transaksi jual-beli warga ini merupakan tempat yang tidak pernah sepi.
Di pasar Wates, misalnya. Terkait fasilitas pendukung PHBS, juga tersedia.
Wadah air berukuran besar tampak dipasang pada beberapa sudut strategis di pasar ini.
"Ada sekitar 4 unit kalau yang besar, sisanya yang kecil-kecil di dalam," terang Mujiono, petugas pengelola Pasar Wates.
• Bupati Kulon Progo Akan Surati Tim Pengadaan Proyek Rel Kereta Bandara
Ia menambahkan, fasilitas seperti itu merupakan bantuan dari beberapa pihak berkaitan masa pandemi covid-19.
Sementara yang kecil-kecil, yang dimaksudnya, merupakan fasilitas yang diadakan secara swadaya maupun mandiri oleh pedagang.
Lebih lanjut, Mujiono menyebutkan, beberapa fasilitas cuci tangan, sempat pula ada yang dialih fungsikan menjadi tempat mencuci sayuran oleh pedagang.
Sehingga, fasilitas tersebut dipindahkan.
Azizah (40), menyebutkan, fasilitas seperti itu, adalah kebutuhan wajib saat-saat ini.
"Ini kan untuk kepentingan bersama, jadi wajib ada dan berguna. Letaknya pun strategis. Jadi bisa digunakan, ketika masuk, dan keluar pasar," katanya.
Namun, ia menambahkan, akan lebih baik jika fasilitas itu dibuat permanen.
"Kalau kita lihat kan, ini untuk seterusnya, jadi sepertinya akan lebih baik kalau pemerintah buat yang permanen sekalian, toh untuk jangka panjang, seperti ini juga, agak kurang menariklah dilihatnya," ucapnya sembari menunjuk galon besar yang menjadi wadah mencuci tangan di depan pasar.
Sementara itu, anggota DPRD Kulon Progo, Istana menegaskan, fasilitas pencuci tangan, di ruang-ruang publik, memang harus diprioritaskan saat-saat ini.
"Apalagi di pasar ya. Ini bukan hanya soal korona saja, tetapi ya itu tadi, PHBS itu. Korona ini momennya kita untuk kemudian melanjutkan soal PHBS, jika masyarakat semakin sadar dengan kebersihan dan kesehatan, akan semakin baik. Nah, peran pemerintah di sini, dukung, dan sediakan fasilitasnya," terang Istana.
Menurutnya, sekalipun fasilitas yang dimaksud, sebagian besar sudah tersedia saat ini, namun akan lebih baik jika pemerintah melakukan dukungan yang lebih masif lagi, tidak sekedar menganjurkan.
"Ya, yang sudah ada saat ini, sebagian besar kan swadaya masyarakat, atau bantuan dari pihak lain. Akan lebih baik jika, pemerintah kemudian mematenkan lah istilahnya, bangun yang permanen dan standar, lengkapi semua dengan sabun dan yang lainnya," ungkap Istana.
Lebih lanjut, Istana, menyebutkan, ada peluang positif yang bisa dimanfaatkan dalam upaya itu.
"Pemerintah, bangun fasilitas itu, dengan ciri khas Kulon Progo, misalnya. Nanti bisa dijaga bersama oleh masyarakat, saya kira masyarakat dengan senang hati memanfaatkan dan menjaga. Selain itu, tentu, dalam membangun, kita memanfaatkan tenaga lokal, masyarakat kita yang juga tentu terdampak covid, dari sana dia bisa dapat penghasilan lagi," jelas Istana.
Pendapat Istana, tersebut, mendapat respons dari mantan Bupati Kulon Progo, yang kini menjadi Kepala BKKBN Pusat, dr. Hasto Wardoyo, Sp.Og.
Menurut Hasto, ide seperti itu bisa bermanfaat dari beberapa sektor, khususnya di Kulon Progo.
"Saya kira itu ide sangat cerdas karena beli satu dapat tiga. Artinya mengeluarkan satu anggaran bisa menggerakkan tiga manfaat sekaligus; pertama, Jelas manfaat mencegah covid 19 di tempat umum. Kedua, menghidupkan mitra kerja (yang mengerjakan). Ketiga, menghidupkan produsen bahan bakunya (diusahakan tetap bela beli produk lokal. Misal didesa ada yang produksi padasan (tempat wudhu) ya itu dibeli untuk wadah cuci tangan. Sehingga pengrajin laku. Lalu handsanitizernya bisa dengan produk UMKM itu lebih bagus," papar dr. Hasto, kepada Tribunjogja.com. (TRIBUNJOGJA.COM)