Bantul
Dinas Pariwisata Bantul Rancang Sistem E-Ticket untuk Retribusi Destinasi
Kepala Dinpar Bantul, Kwintarto Heru Prabowo pun berujar, rancangan e-ticket sejauh ini masih dalam kajian pihaknya.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Bantul tengah merancang sistem tiket elektronik, atau e-ticket, di sejumlah obyek wisata di daerahnya.
Akan tetapi, kemungkinan wacana tersebut belum dapat terealisasi secara penuh saat memasuki fase new normal nanti.
Kepala Dinpar Bantul, Kwintarto Heru Prabowo pun berujar, rancangan e-ticket sejauh ini masih dalam kajian pihaknya.
Ia tidak menampik, terdapat kendala mengenai penarikan kunjungan wisata yang harus memakai Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) berwujud tiket cetak.
"Pemberlakuan karcis kan muncul di Perda. Artinya, butuh regulasi untuk membuat kebijakan tidak perlu satu orang satu karcis, tapi dibuat kelompok dan sebagainya ya, ini masih proses ke sana," katanya, Jumat (19/6/2020).
• Begini Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Corona ala Kampung Neco Bantul
"Jadi, apakah nantinya dengan Perbub bisa diatur sebagai pengganti tanda bukti itu. Kajian sementara transaksi non tunai, tapi sobekan karcis tetap jalan. Secara prinsip bisa kita siasati, cuma kurang efektif," tambah Kwintarto.
Oleh sebab itu, ia menandaskan, saat memasuki fase new normal, sistem tersebut belum bisa sepenuhnya terealisasi.
Sebab, selain masalah payung hukum, beberapa problem seperti koneksi internet, kekuatan jaringan listrik, hingga peralatannya, harus benar-benar disiapkan.
"Itu kan butuh kesiapan ke sana. Nah, tentu dalam rangka persiapan itu, kita perlu mempertimbangkan regulasi, serta sarana dan pra sarananya. Kita juga sudah bekerja sama dengan BPD DIY untuk persiapan ini," tandasnya.
Mengenai sambungan internet, Kwintarto pun mengakui, sampai sejauh ini masih ada beberapa titik di Bantul, yang belum ter-cover, sehingga menyulitkan pihaknya dalam upaya penerapan e-ticket.
Prakris, Dinpar pun harus melibatkan Diskominfo untuk mengantisipasinya.
"Keterlibatan Diskominfo lebih pada penyediaan jaringan, karena kita butuh internet. Selama ini kan di Bantul belum semua ter-cover ya. Itu yang harus segera ditindaklanjuti, makanya kita minta bantuan Diskominfo," terangnya.
• Anggaran Rp 1,6 Miliar Diusulkan untuk Lengkapi Protokol Kesehatan Obyek Wisata di Bantul
Sementara obyek wisata yang dipilih untuk uji coba sistem e-ticket adalah destinasi yang dikelola langsung Pemkab Bantul.
Meliputi deretan pantai selatan, mulai Parangtritis, Depok, Samas, Kuwaru, Goa Cemara dan Pandansimo, lalu Goa Cerme dan Goa Slarong yang juga dinaungi.
"Selain itu, kita dorong juga seluruh desa wisata agar bisa memberikan pelayanan menggunakan uang virtual itu. Tapi, kita juga belum tahu, program ini bisa benar-benar selesai dalam berapa tahun, yang jelas kita ada arah menuju ke sana," ungkap Kwintarto.
Walau begitu, Dinpar pun belum dapat merinci anggaran yang dibutuhkan, untuk merealisasikan sistem e-ticket ini.
Sebab, pihaknya masih harus mengkalkulasikan besaran dana untuk sarana dan pra sarana yang diharapkan bisa disediakan oleh bank yang bekerja sama dengannnya.
"Ya, kita berharap penyediaan fasilitas untuk penarikan, atau pembayaran, kalau harus mekakai scan barcode dan sebagainya, itu nanti disediakan oleh bank. Jadi, nanti mereka yang hitung anggarannya," cetusnya. (TRIBUNJOGJA.COM)