Rahasia Kemegahan Arsitektur Candi Prambanan : Berdiri Kokoh di Atas Endapan Merapi Tepi Kali Opak

Lapisan tanah di area yang menopang Candi Prambanan secara geologis berada di endapan gunung Merapi muda.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM / Setya Krisna Sumargo
Candi Prambanan 

Kontur tanah miring dari arah barat laut ke tenggara posisi sekarang.

Lapisan dasar adalah tanah pasir campur kerikil yang dipadatkan, menumpang di tanah asli.

Di atas lapisan pemadatan ini baru ditempatkan batu andesit dan tuff sebagai fondasi utama, dan batu tuff sebagai lantai.

Dari segi teknis, penyusunan balok batu fondasi dimulai dari fondasi bangunan utama Candi Siwa, supaya nantinya tidak miring akibat tanah dasar fondasinya tidak rata. 

Penempatan batu fondasi lapis demi lapis dikontrol sangat baik, sekaligus untuk menentukan sudut sikunya.

Penyusunan fondasi ini tidak serta merta diikuti pengurugan, guna untuk mengontrol susunan vertikal maupun horisontal.

Pola denah fondasi mengikuti rencana bangunan candi yang akan dibangun di atasnya.

Pertama ditentukan pusat fondasi bangunan A, misalnya, selanjutnya di lokasi dipasangi tonggak untuk menentukan arah barat-timur, utara-selatan. 

Memanfaatkan bayang-bayang sinar matahari pagi dan sore, dan bayang-bayang terpendek untuk menentukan arah selatan. 

Selanjutnya dibuat segi empat dengan menentukan titik B, C dengan menempatkan susunan batu putih untuk leveling dan membuat sudut siku. 

Setelah ketinggian fondasi banguan Candi Siwa mencapai 3 meter, dilakukan pengurugan. Bersamaan itu dilakukan penempatan susunan lapis fondasi Candi Wisnu dan Brahma.

Kesimpulan riset teknik sipil ini menurut Kabul dan Rifai'i, para perencana teknik dan arsitektur masa kuno sangat jenius.

Meski sederhana, mereka mampu membangun struktur tinggi dengan presisi, terutama sudut siku, peluruhan bidang vertikal maupun horisontal.

Tekniknya hanya menggunakan sipat dasar dengan memasang tonggak-tonggak pada jarak tertentu.

Bila dilihat tonggak-tonggak itu berimpit, maka tonggak-tonggak itu dalam posisi lurus. 

Ukuran batu fondasi juga disesuaikan kemampuan angkut pekerja secara manual karena waktu itu belum ada alat berat pengangkut semacam crane, forklift, dan katrol. 

Ukuran balok batu fondasi 50 cmx30 cmx20 cm dengan berat 70-80 kilogram.

Demikianlah garis besar teknik konstruksi pembangunan Candi Prambanan pada tahun 820an hingga 856 Masehi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved