Yogyakarta
Intensitas Kegempaan Merapi Lebih Tinggi Daripada Minggu Lalu, Deformasi Tak Berubah Signifikan
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali melaporkan pantauan aktivitas Gunung Merapi.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali melaporkan pantauan aktivitas Gunung Merapi.
Selama 5-11 Juni 2020, tercatat kegempaan Gunung Merapi sebanyak 72 kali gempa hembusan (DG), 45 kali gempa fase banyak (MP), 9 kali gempa low frekuensi (LF), 13 kali gempa guguran (RF), dan 17 kali gempa tektonik (TT).
“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu,” ungkap Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Jumat (12/6/2020).
Sementara, Hanik mengungkapkan, deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
• 16 Kali Gempa Guguran di Merapi, BPPTKG Yogyakarta Imbau Warga di Sungai Gendol Waspada
Dalam amatan visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi pekan ini umumnya cerah pada pagi dan malam hari.
Sedangkan, siang hingga sore hari berkabut. Tinggi asap maksimum 350 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada 11 Juni 2020 jam 08.10 WIB.
Terkait analisis morfologi area kawah, berdasarkan foto dari sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.
Hanik melanjutkan, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 10 mm/jam selama 60 menit di Pos Babadan pada 5 Juni 2020.
“Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” tambahnya.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, lanjut Hanik, disimpulkan bahwa kubah lava saat ini dalam kondisi stabil.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas “waspada”.
• Meski Terjadi Penurunan Aktivitas, BPPTKG Yogyakarta Imbau Masyarakat Tetap Waspada Letusan Merapi
“Potensi bahaya saat ini berupa awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif,” tutur Hanik.
Dengan tingkat aktivitas Gunung Merapi Hanik turut menyarankan beberapa hal kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi.
Di antaranya, radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian. Masyarakat di sekitar alur Kali Gendol agar meningkatkan kewaspadaan.
“Guguran lava dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu. Masyarakat di sekitar diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. Selain itu, masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)