Yogyakarta
16 Kali Gempa Guguran di Merapi, BPPTKG Yogyakarta Imbau Warga di Sungai Gendol Waspada
Selama sepekan terhitung mulai 15 Mei hingga 21 Mei kemarin, tercatat ada 16 kali gempa guguran di Gunung Merapi. Beberapa aktivitas lainnya juga mend
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selama sepekan terhitung mulai 15 Mei hingga 21 Mei kemarin, tercatat ada 16 kali gempa guguran di Gunung Merapi. Beberapa aktivitas lainnya juga mendominasi.
Dalam keterangan tertulisnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengatakan, aktivitas merapi tersebut masih terbilang normal.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menyampaikan, secara rinci dalam sepekan aktivitas Gunung Merepai terjadi gempa Hembusan sebanyak 16 kali, gempa fase banyak (MP) terjadi 13 kali, tujuh kali gempa low frekuensi, 16 kali gempa guguran, dan 15 kali gempa tektonik.
• Meski Terjadi Penurunan Aktivitas, BPPTKG Yogyakarta Imbau Masyarakat Tetap Waspada Letusan Merapi
"Secara visual, aktivitas Gunung Merapi saat ini untuk ketinggian maksimum asap Merapi mencapai 50 meter berdasarkan pengamatan dari pos pantau Kaliurang," katanya, Jumat (22/5/2020)
Ia menambahkan, aktivitas tersebut terus dalam pantauan. Sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi.
Untuk itu, pihak BPPTKG mengimbau supaya masyarakat tetap waspada khususnya bagi warga yang berada di sekitaran Gunung Merapi.
Ia menekankan, supaya warga yang berada di radius 3 Kilometer supaya dikosongkan dari penduduk dan pendakian.
• TRIBUNJOGJAWIKI : The World Landmarks Merapi Park Yogyakarta
"Masyarakat yang berada di alur sungai Gendol agar meningkatkan kewaspadaan. Dan Jika ada perubahan aktivitas Gunung Merapi akan segera kami tinjau," tegas dia.
BPPTKG juga memperingatkan jika guguran lava sangat berpotensi menimbulkan hujan abu.
Apalagi saat hujan disekitaran Merapi, guguran lahar juga berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat. (TRIBUNJOGJA.COM)