Update Corona di DI Yogyakarta
Potensi Ibu Hamil Saat Pandemi di DIY Capai 14 Ribu
Tak seperti daerah-daerah lain di Indonesia, kekhawatiran terjadinya Baby Boom atau lonjakan angka kelahiran di DIY cukup rendah.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Dari kondisi itulah, lanjut dia, ada kehamilan yang tidak diharapkan.
Artinya kehamilan yang tidak terkendali dan berakibat terjadi baby boom sembilan bulan kemudian.
Namun, dari data BKKBN DIY, tren data peserta KB Aktif mulai Januari hingga April 2020 potensi putus layanan dan memiliki kerentanan terjadi kehamilan yang tak terkendali, terjadi pada bulan Februari.
Secara rinci data tersebut diantaranya pada Bulan Januari ada sebanyak 371.790 peserta KB, Bulan Februari turun menjadi 357.435 peserta.
Artinya, ada sebanyak 14.355 yang berpotensi hamil lantaran putus layanan KB selama di Bulan Februari.
"Tapi itu sangat minim jika dibandingkan dengan wilayah lain. Karena mereka juga termasuk pengguna metode MKJP jadi masih relatif aman, hanya 4 persen saya bilang," terang dia.
• BKKBN Prediksi Terjadi 420.000 Kehamilan Baru Selama Wabah Covid-19 di Indonesia
Penyebab rendahnya partisipan KB pada bulan Februari tersebut lantaran, sejak itu masyarakat mulai digegerkan dengan isu Covid-19.
Sementara bulan Maret, angka partisipan penggunaan KB kembali meningkat menjadi 370,761 peserta.
Sementara pada Bulan April kembali turun namun angka penurunan cenderung lebih rendah dari bulan Februari yakni menjadi 370,447 atau ada sebanyak 314 yang absen penggunaan KB.
Jika ditotal, sepanjang Januari hingga April kemarin ada 14.669 peserta KB yang absen dan berpotensi mengalami kehamilan.
"Untuk mencegah semakin meluas, kami ada regulasi baru terkait pelayanan KB dimasa pandemi Covid-19," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)