Diplomat AS Keluhkan Sikap Diam Menlu Pompeo Terkait Rusuh dan Kasus Floyd

Sejumlah diplomat AS mengeluhkan sikap diam Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sejak protes dan kerusuhan melandan AS pascatewasnya Goerge Floyd.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
State Dept. / AP Images
Menlu AS Mike Pompeo 

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON – Sejumlah diplomat AS mengeluhkan sikap diam Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sejak protes dan kerusuhan melandan AS pascatewasnya Goerge Floyd.

Sikap diam dan apatisnya Pompeo itu seperti dikutip CNN, Rabu (10/6/2020), menyulitkan para diplomat AS di luar negeri yang jadi ujung tombak negara AS.

Para pejabat Kemenlu AS telah menyarankan Pompeo berbicara kepada anak buahnya yang berjumlah sekitar 75.000 di seluruh dunia.

Diharapkan, pernyataannya akan berdampak langsung pada pekerjaan mereka. Namun sejauh ini, Pompeo menolak melakukannya.

Pemakaman George Floyd: Wali Kota Menangis Tersedu-sedu di Depan Peti Berlapis Emas

Pompeo membiarkan diplomat AS bekerja tanpa arahan jelas. Sementara mereka menerima banyak pertanyaan dari kolega-kolega tentang apa yan terjadi di negaranya.

Diplomat top AS yang jadi narasumber CNN menyampaikan, sepekan lalu lewat Fox News mengucapkan belasungkawa kepada keluarga George Floyd.

Pria Afrika-Amerika yang terbunuh di tangan polisi Minneapolis. Ia menyebut tindakan petugas yang menaruh lututnya di leher Floyd "menjijikkan."

Kanye West Tanggung Biaya Pendidikan Putri George Floyd

Tetapi Menlu Pompeo belum membahas masalah mendasar ketidaksetaraan rasial di AS, atau mengirim pesan dukungan dan empati kepada departemen yang dipimpinnya.

"Pompeo benar-benar memutuskan dia tidak menyentuhnya," kata seorang diplomat AS.

"Ini akan mencerminkan citra kami di seluruh dunia. Apa yang seharusnya dikatakan Pompeo adalah kami adalah masyarakat yang sangat cacat, tetapi kami berusaha untuk menjadi lebih baik, kami tangguh, kami bisa melakukan ini, dan saya mendukung diplomat saya selama ini waktu emosional. Kami belum pernah mendengarnya, " imbuhnya.

Nasib Polisi yang Tewaskan George Floyd dan Tiga Rekannya yang Hanya Saksikan Peristiwa Itu

Sebagian besar pejabat pemerintahan Trump belum berbicara tentang protes, tetapi Pompeo berada dalam posisi sangat unik.

Ia memimpin dan mengawasi 75.000 staf yang sangat professional di luar negeri, yang setiap hari ditugaskan mempromosikan nilai-nilai kesetaraan dan kebebasan.

Tapi kampanye itu dirusak ketidaksetaraan rasial dan kebrutalan polisi. Juga prinsip-prinsip kebebasan berbicara dan berkumpul diabaikan pemerintah ketika dengan keras dibubarkan.

Para diplomat hanya mendapat sedikit atau bahkan tanpa petunjuk tentang cara menjembatani keterputusan antara nilai-nilai fundamental Amerika dan tindakan-tindakan pemerintah.

Terungkap 30 Menit Terakhir George Floyd: 46 Detik Tindihan Maut Oknum Polisi Derek Chauvin

Diplomat di luar negeri juga harus berhadapan dengan protes besar-besaran tentang kematian Floyd di luar Kedutaan Besar AS.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved