Update Corona di DI Yogyakarta
Darurat Recovery, 20 Hotel di DIY Mulai dilelang
Kondisi 498 hotel dan restoran yang tergabung di PHRI DIY mulai sekarat.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Namun, hal yang lebih urgent lagi, pemda DIY juga perlu memperhatikan kondisi para agensi wisata ini.
Sepanjang masa pandemi ini, ASITA sudah kehilangan wisatawan kurang lebih 1,2 juta wisatawan baik domestik maupun manca negara.
Sementara kondisi di internal ASITA, dari total anggota yang mencapai 162, 40 persen di antaranya sudah tidak beroperasi, sedangkan 37 persen lainnya masih bekerja secara virtual.
"Saya sangat mengapresiasi langkah Pemda DIY artinya ini bentuk kepedulian pemerintah dengan pasar wisata kita," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, konsep recovery yang perlu diperhatikan menurutnya pemda harus mampu merespon kebiasaan baru masyarakat atau The New Normal.
• Pemda DIY Matangkan 440 Kamar Hotel untuk Karantina PDP
Tidak menutup kemungkinan jika pola wisatawan ke depan juga harus menyesuaikan hal itu juga.
Penyediaan sarana dan pra sarana (Sarpras) kesehatan harus diperhatikan.
"Covid-19 ini secara langsung membentuk kebiasaan hidup bersih dari masyarakat. Wisatawan nantinya juga otomatis akan mempertimbangkan hal itu," tegasnya.
Pelatihan kepada seluruh pelaku wisata tentang protokol kesehatan juga perlu dilakukan.
Sementara langkah ASITA untuk menyambut recovery ini pun akan mulai disiapkan.
Selama masa pandemi, ASITA juga telah membentuk Gugus Tugas secara internal.
Gugus Tugas tersebut berfungsi melakukan mitigasi keuangan 162 anggotanya.
Mulai dari kondisi financial, operasional, serta tagihan-tagihan lain.
Pemberian modal bagi anggota ASITA sebagai wujud recovery sangat diperlukan.
• Dampak Virus Corona : Ribuan Hotel Tutup, Gaji dan THR Karyawan Terancam Tak Bisa Terbayarkan
"Minggu ini kami akan sosialisasi dengan Disnakertrans dan Dispar DIY, untuk membahas keberlangsungan ke depan," ungkapnya.
Sementara pangsa pasar yang harus disentuh untuk memulai pemulihan awal nantinya, ASITA sudah menentukan langkah.
Diantaranya, para mesin penggerak wisatawan ini baru akan memulai menyentuh wisatawan domestik terlebih dahulu.
"Yang dekat-dekat saja seperti Jakarta dan Surabaya. Kalau pun untuk wisatawan mancanegara kami incar lingkup Asean saja. Kalau untuk Eropa jangan dulu," tegas dia.
Adanya pandemi saat ini juga dimanfaatkan olehnya, para anggota ASITA tetap dituntut kreatif dengan memanfaatkan komunikasi secara virtual.
"Mau tidak mau kami memang harus menyesuaikan digital marketing. Dan ini sudah mulai untuk preparation for tomorrow, untuk menyambut masa depan atau the new normal," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)