China Mati-matian Pertahankan Laut China Selatan, Ternyata Ini Alasan di Baliknya

Seperti kita ketahui saat ini China menjaga ketat Laut China Selatan dan mengecam siapapun yang berani memasukinya.

Editor: Joko Widiyarso
NICEXAMS.COM
Wilayah Laut China Selatan 

TRIBUNJOGJA.COM - Seperti kita ketahui saat ini China menjaga ketat Laut China Selatan dan mengecam siapapun yang berani memasukinya.

Sebelumnya, China mengecam protes nelayan Vietnam di Laut China Selatan dan mengeluarkan larangan untuk memasuki kawasan yang disengketakan itu.

Bahkan, China tak segan mengirim kapal angkatan laut mereka untuk menjaga kawasan tersebut.

Seperti dilansir dari Daily Express pada Senin (11/5/2020), Vietnam tidak berhak untuk menolak larangan yang dikeluarkan oleh Tiongkok tersebut.

Bahkan, mereka tidak akan diizinkan kembali higga pertengahan Agustus.

Presiden Madagaskar Tersinggung Jamu Covid-nya Diremehkan, Karena Ditemukan di Afrika, Bukan Eropa

Kementerian Luar Negeri Vietnam pun mengencam larangan itu, dan mengatakan China seharusnya tidak memperumit situasi di Laut China Selatan.

Pada Senin (11/5), Zhao Lijian juru bicara Kementerian Luar Negeri China, menegaskan tak ada yang berhak atas larangan itu.

Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan
Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan (Google Maps)

Vietnam marah, karena bahwa beberapa minggu lalu negara itu mengklaim salah satu kapalnya ditabrak oleh kapal maritim China.

Sementara itu, Laut China Selatan masih menjadi kawasan yang disengketakan oleh banyak negara di kawasan Asia Tenggara.

Bagi Vietnam kawasan itu disebut sebagai Laut Timur.

Kedua negara China dan Vietnam telah terlibat perselisihan itu selama bertahun-tahun.

Ini Alasan Mengapa Bantul Belum Ajukan PSBB 

Namun, China ngotot mengklaim kawasan itu adalah miliknya, hingga mengirim pasukan militer untuk menjaga kawasan tersebut.

Memangnya apa yang ada di balik Laut China Selatan, hingga China ngotot ingin memilikinya.

Menurut beberapa sumber, ternyata ada kekayaan menggiurkan berada di lautan tersebut.

Bentangan samudera itu ternyata merupakan rumah bagi lebih dari 200 titik tanah yang berpotensi kaya akan energi.

Pekan lalu, Le Thi Thu Hang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan, "Vietnam menuntut agar Tiongkok tidak memperumit masalah di Laut China Selatan."

Sejumlah pakar militer dan mantan jenderal AS menyebut kekuatan militer China saat ini melampaui kemampuan AS dan negara-negara lain. 
Produk-produk militer mereka sudah jauh meninggalkan persenjataan yang kini dimiliki Pentagon. Pengakuan itu juga muncul di laporan tahunan US Defense Intelligence Agency, pekan lalu.
Sejumlah pakar militer dan mantan jenderal AS menyebut kekuatan militer China saat ini melampaui kemampuan AS dan negara-negara lain. Produk-produk militer mereka sudah jauh meninggalkan persenjataan yang kini dimiliki Pentagon. Pengakuan itu juga muncul di laporan tahunan US Defense Intelligence Agency, pekan lalu. (ist)

Namun, pihak China mengatakan larangan itu sesuai dengan hukum internasional.

Dia mengatakan, hal itu dilakukan untuk membantu melindungi dari stok ikan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di Laut China Selatan.

Bila Data Terkonfirmasi, Pembagian Bansos Provinsi DIY Dilakukan Akhir Pekan Ini

China mendesak Hanoi, untuk mendorong nelayannya tidak melanggar hak China dengan mengeluarkan larangan itu.

Pemerintah China melarang segala bentuk kegiatan penangkapan ikan di wilayah perairan yang telah diklaim oleh Beijing tersebut.

Klaim 80 persen
Beijing telah mengklaim secara sepihak 80 persen wilayah Laut China Selatan.

Padahal wilayah ini juga diperebutkan oleh 5 negara lainnya, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.

Tak heran, larangan penangkapan ikan di wilayah Laut China Selatan oleh pemerintah China pun diprotes keras. Khususnya oleh Vietnam dan Filipina.

Bahkan Kementerian Luar Negeri Vietnam pun mengencam larangan itu.

Mereka mengatakan China seharusnya tidak memperumit situasi di Laut China Selatan.

Ini bukan pertama kalinya China bersitegang dengan negara lain terkait wilayah Laut China Selatan.

Lalu mengapa Laut China Selatan begitu ingin dikuasai oleh China? Ternyata ini terkait dengan potensi ekonomi yang berada di dalamnya.

Meski Pernah Diejek agar Pensiun, Khabib Tetap Beri Pesan Positif kepada Tony Ferguson

Bayangkan saja, jika Laut China Selatan ini menjadi sebuah negara, maka satu saja potensi ekonomi terbesarnya bisa meraup untung hampir 2 kali lipat PDB Indonesia.

Belum lagi kekayaan alamnya yang mampu membuat posisi Venezuela dan Rusia tergeser sebagai negara dengan cadangan minyak bumi dan gas alam terbesar di dunia.

Potensi Ekonomi
Mengapa Laut China Selatan ini menjadi begitu diperebutkan?

Wilayah Laut China Selatan
Wilayah Laut China Selatan (NICEXAMS.COM)

Bukankan laut itu cukup luas untuk dibagi bersama keenam negara yang memperebutkannya?

Menurut data dari pemerintah AS, Laut China Selatan memiliki potensi ekonomi yang sangat luar biasa.

Laut ini merupakan lalu lintas perdagangan internasional yang bernilai tak kurang dari 5,3 triliun dolar AS setiap tahunnya.

Bayangkan, satu potensi ekonominya saja sudah lebih besar dibanding PDB Indonesia tahun 2019 menurut IMF, yaitu 'hanya' mencapai 3,55 triliun AS.

Selain itu, menurut data Badan Informasi Energi AS, di kawasan ini tersimpan cadangan minyak bumi sebesar 11 miliar barel serta gas alam hingga 190 triliun kaki kubik (setara 57,9 triliun meter kubik).

Pemkab Bantul Cairkan BST dari Kemensos untuk 18.538 Penerima Manfaat

Sementara cadangan minyak negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia (2017) saja, yaitu Venezuela, 'hanya' 300,878 barel.

Serupa dengan cadangan minyak, dalam hal gas alam, jumlah yang terkandung di Natuna mampu mengalahkan posisi Rusia sebagai pemilik cadangan gas alam terbesar di dunia pada 2017 (menurut BP Statistical Review of World Energy 2018) yaitu 'hanya' 33,6 triliun meter kubik.

Tak hanya itu, 90 persen lalu lintas pengangkutan minyak bumi dari Timur Tengah menuju Asia pada 2035 akan melintasi perairan tersebut.

Amerika Serikat ikutan
Sementara tindakan China tersebut juga dikecam oleh Amerika, yang dituduh mengambil keuntungan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Pangkalan militer milik China di Laut China Selatan
Pangkalan militer milik China di Laut China Selatan (INQUISITR)

Bahkan angkatan laut Amerika telah dikirim ke Laut China Selatan dengan mengerahkan dua kapal, untuk berpatroli di Laut China Selatan.

Hukum dan Tata Cara Membayar Fidyah, Bagi Orang yang Tak Mampu Melaksanakan Puasa Ramadhan

Sementara Laut China Selatan juga diklaim sebagai milik Malaysia, mereka mengklaimnya sebagai kawasan maritim dengan sumber daya yang berharga.

Kapal tempur USS Montgomery milik AS, dikirim untuk melakukan operasi di lautan tersebut.

Langkah itu diambil, setelah laporan mengatakan, China berulang kali mengganggu kapal komersil yang melintas di kawasan tersebut.

Para ahli percaya lautan itu sangat diperebutkan, karena menyimpan cadangan gas dan minyak yang sangat besar.

China sendiri menuduh Amerika melakukan tindakan agresif dalam intervensi ini.

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved