Yogyakarta
Hampir Tak Ada Pembeli, Pedagang Sandang Pasar Beringharjo Kembangkan Lapak Daring
Suasana pasar sandang dan aksesori lantai 2 dan 3 Pasar Beringharjo selama pandemi jauh berbeda dari biasanya. Meski saat ini hanya tinggal menghitung
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Bagi pengunjung yang tertarik dapat langsung menghubungi nomor kontak tertera.
"Saat ini sifatnya masih etalase, akan segera kami tingkatkan menjadi marketplace sehingga Beringharjo segera akan memiliki lapak virtual," bebernya.
Menurut Sri, saat ini pihaknya sedang dalam proses mengembangkan lapak virtual Pasar Beringharjo.
Dirinya dan tim sudah menghubungi provider yang akan mengembangkan aplikasi tersebut.
"Belum bisa dipastikan kapan marketplace ini siap. Ini program jangka panjang," ucapnya.
Dengan membuat lapak virtual Pasar Beringharjo, dia berharap nantinya masyarakat dapat lebih mudah mencari kebutuhannya di Pasar Beringharjo secara daring.
"Jadi nanti mirip seperti marketplace yang sudah populer semisal Tokopedia, Shopee. Tapi khusus Pasar Beringharjo, tidak campur dengan yang lain," imbuh Sri.
Sementara itu, Remon, pemilik kios Az-Zikra mengatakan dirinya sudah membuka toko, namun pengaruhnya tidak banyak pada datangnya pengunjung di Pasar Beringharjo.
"Kami sudah membuka toko, tetapi tidak ada pengaruhnya ke Pasar Beringharjonya. Mungkin publik masih takut keluar rumah," ujarnya.
Pada kondisi pandemi, jam buka pasar sandang dan aksesori lantai 2 dan 3 Pasar Beringharjo dipersingkat.
Jika pada kondisi normal tutup pukul 21.00 WIB, pada situasi ini banyak toko sudah menutup diri pukul 15.30 WIB.
Ditanya mengenai strategi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan, Remon mengaku belum memiliki gambaran untuk menjalankan strategi lain.
Meski demikian, pihaknya juga termasuk pedagang yang bergabung di etalase daring aplikasi Pasar Beringharjo. (TRIBUNJOGJA.COM)