Yogyakarta
Hampir Tak Ada Pembeli, Pedagang Sandang Pasar Beringharjo Kembangkan Lapak Daring
Suasana pasar sandang dan aksesori lantai 2 dan 3 Pasar Beringharjo selama pandemi jauh berbeda dari biasanya. Meski saat ini hanya tinggal menghitung
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Suasana pasar sandang dan aksesori lantai 2 dan 3 Pasar Beringharjo selama pandemi jauh berbeda dari biasanya. Meski saat ini hanya tinggal menghitung hari menuju hari raya Idulfitri.
"Saat ini untuk pasar khususnya yang menyediakan komoditi fashion dan aksesori sangat sepi pengunjung. Pada kondisi normal H-15 lebaran begini Pasar Beringharjo biasanya sudah tumpah-ruah pengunjung dari berbagai kota. Baik yang kulakan maupun untuk kepentingan pribadi persiapan menyambut hari raya. Saat ini sehari-hari pembeli hampir nggak ada," ujar Kepala UPT Pusat Bisnis Pasar Beringharjo, Sri Riswanti, Kamis (7/5/2020).
Sebelumnya, para pedagang sandang dan aksesori lantai 2 dan 3 Pasar Beringharjo kompak menutup kiosnya selama 2-14 April 2020.
Hal itu dilakukan atas inisiatif pedagang untuk mengikuti imbauan pemerintah agar bekerja dari rumah.
Selain itu, pengunjung saat itu juga sudah menurun drastis.
• Pedagang Baju Muslim di Pasar Beringharjo Keluhkan Penurunan Omset
Pada, 15 April 2020 hingga kini pedagang kembali membuka toko demi menjalankan roda perekonomian dan mencukupi kebutuhan mereka.
Namun, ternyata jumlah pengunjung tak berbeda.
"Kondisi (sepi) ini tidak bisa dihindari karena dampak Covid-19 terhadap penentuan skala prioritas kebutuhan hidup masyarakat pasti bergeser. Menurut saya faktor utamanya adalah daya beli masyarakat yang menurun," tutur Sri.
Dia menambahkan, daya beli masyarakat menjadi faktor utama terdampaknya sektor riil khususnya pedagang sandang karena sifatnya kebutuhan sekunder. "Kalau di pasar sembako masih ramai," imbuhnya.
Namun demikian, lanjut Sri, beberapa pedagang telah menyikapi kondisi ini dengan mengubah cara berjualan menjadi secara daring.
"Sudah banyak yang berdagang via marketplace maupun dikembangkan secara mandiri via akun medsos mereka," ungkapnya.
Sebagai pengelola, Sri mengaku pihaknya turut mendukung para pedagang dengan mengembangkan aplikasi bernama Pasar Beringharjo.
Aplikasi tersebut sudah dapat diunduh di Google Play Store.
Di aplikasi itu masyarakat bisa menemukan nama-nama toko yang ada di lantai 2 dan 3 Pasar Beringharjo, rentang harga, jenis produk yang dijual, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
• Satpol PP Sidak Pedagang di Pasar Beringharjo yang Belum Lakukan Physical Distancing
Bagi pengunjung yang tertarik dapat langsung menghubungi nomor kontak tertera.
"Saat ini sifatnya masih etalase, akan segera kami tingkatkan menjadi marketplace sehingga Beringharjo segera akan memiliki lapak virtual," bebernya.
Menurut Sri, saat ini pihaknya sedang dalam proses mengembangkan lapak virtual Pasar Beringharjo.
Dirinya dan tim sudah menghubungi provider yang akan mengembangkan aplikasi tersebut.
"Belum bisa dipastikan kapan marketplace ini siap. Ini program jangka panjang," ucapnya.
Dengan membuat lapak virtual Pasar Beringharjo, dia berharap nantinya masyarakat dapat lebih mudah mencari kebutuhannya di Pasar Beringharjo secara daring.
"Jadi nanti mirip seperti marketplace yang sudah populer semisal Tokopedia, Shopee. Tapi khusus Pasar Beringharjo, tidak campur dengan yang lain," imbuh Sri.
Sementara itu, Remon, pemilik kios Az-Zikra mengatakan dirinya sudah membuka toko, namun pengaruhnya tidak banyak pada datangnya pengunjung di Pasar Beringharjo.
"Kami sudah membuka toko, tetapi tidak ada pengaruhnya ke Pasar Beringharjonya. Mungkin publik masih takut keluar rumah," ujarnya.
Pada kondisi pandemi, jam buka pasar sandang dan aksesori lantai 2 dan 3 Pasar Beringharjo dipersingkat.
Jika pada kondisi normal tutup pukul 21.00 WIB, pada situasi ini banyak toko sudah menutup diri pukul 15.30 WIB.
Ditanya mengenai strategi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan, Remon mengaku belum memiliki gambaran untuk menjalankan strategi lain.
Meski demikian, pihaknya juga termasuk pedagang yang bergabung di etalase daring aplikasi Pasar Beringharjo. (TRIBUNJOGJA.COM)