Mengenal Pimpinan Legendaris KKB Papua Lodewijk Mandatjan, Kembali ke NKRI Berkat Sarwo Edhie Wibowo

Mengenal Pimpinan Legendaris KKB Papua Lodewijk Mandatjan, Kembali ke NKRI Berkat Sarwo Edhie Wibowo

Editor: Hari Susmayanti
Youtube/Ryan Paat
Lodewijk Mandatjan (kiri) jadi pendukung Indonesia sejati usai sadar pemberontakan yang ia lakukan salah 

Pesawat Dakota dan pengebom ringan B-15 Mitchell milik Angkatan Udara terbang menyebarkan selebaran berisi seruan agar KKB Papua pimpinan Lodewijk Mandatjan turun gunung.

Sarwo juga memerintahkan Mayor Heru Sisnodo dan Mayor Udara John Saleky pergi tanpa senjata untuk membujuk Lodewijk Mandatjan agar mau keluar dari hutan.

Dengan jaminan perlindungan dari RPKAD (sekarang Kopassus), Lodewijk Mandatjan bersedia turun gunung dan disusul pengikutnya pada November 1968.

Mantan kepala pusat penelitian politik LIPI, Ikrar Nusa Bhakti, menyaksikan ketika Sarwo Edhie Wibowo asyik bercengkerama dengan Lodewijk Mandatjan di kompleks Raiders, Biak.

"Padahal Mandatjan pemberontak yang menyebabkan banyak tentara terbunuh" kata Ikrar.

Ikrar ingat pula berbagai upaya TNI merangkul masyarakat Papua.

Tokoh masyarakat diberi radio transistor merek Philips L4, yang pada waktu itu termasuk barang mewah.

KKB Papua Pimpinan Lekagak Telenggen Tembaki Kendaraan PT Freeport, Langsung Dibalas TNI Polri

4 Fakta Tentang Lodewijk Mandatjan

Berikut fakta-fakta tentang pimpinan KKB Papua paling legendaris, Lodewijk Mandatjan, yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Memiliki 14 ribu pasukan

Lodewijk Mandatjan berhasil menghimpun 14 ribu pasukan untuk melakukan aksi teror di tahun 1964-1967.

Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, KKB Papua Lodewijk Mandatjan melancarkan pemberontakan bermodal senapan-senapan tua peninggalan perang dunia 2.

Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/ Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka

Pertempuran makin sengit saat RPKAD (sekarang Kopassus) ditugaskan untuk meredam pemberontakan KKB Papua saat itu.

Kurang lebih 50 prajurit RPKAD yang baru mendarat di Papua langsung ditugaskan untuk menggempur KKB Papua.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved