Update Corona di DI Yogyakarta

Imunisasi Bayi Harus Tetap Berjalan Selama Pandemi Covid-19

Imunisasi atau pemberian vaksin pada bayi atau anak harus tetap berjalan walaupun berada di tengah pandemi Covid-19.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
bbc.com
ilustrasi 

Misalnya, TBC, difteri pertusis, polio, campak, rubela, cacar air, penumonia oleh HIB dan peneumokokus, hepatitis A, hepatitis B, tifoid, serta meningitis.

“Vaksinasi ini wajib diberikan untuk melindungi diri dan orang lain. Terlebih saat ini kita dengan mudah terhubung dengan negara-negara dunia, sementara banyak penyakit menular yang cepat menyebar dan menulari siapa saja,” ungkapnya.

Selain untuk proteksi diri, dengan imunisasi bisa melindungi orang lain. 

Cakupan imunisasi tinggi lebih dari 90 persen dapat membentuk kekebalan komunitas (herd immunity). 

Apabila cakupan imunisasi rendah atau di bawah 90 persen maka akan sulit terbentuk kekebalan kelompok yang bisa memberikan perlindungan bagi banyak orang.

Line Bekerjasama Institut Vaksin Internasional Promosikan Pentingnya Vaksin

Kendati vaksin wajib diberikan bagi setiap orang, ada beberapa kelompok orang yang memang tidak bisa divaksinasi. 

Satu di antaranya yang mengalami alergi saat divaksinasi. 

Sementara pada orang dengan imunitas sangat rendah atau orang yang menggunakan obat-obatan yang menekan daya tahan tubuh seperti obat-obatan kanker/steroid dalam jangka panjang dapat diimunisasi dengan cara berbeda. 

Demikian halnya untuk  orang dengan penyakit yang berhubungan dengan daya tahan tubuh rendah seperti HIV dan gizi buruk. 

"Mereka diberikan vaksin bukan dengan bakteri/virus yang dilemahkan, tetapi dengan bakteri/virus yang dimatikan. Misalnya pada vaksin polio tidak menggunakan vaksin tetes namun dengan vaksin injeksi," tuturnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved