Gunungkidul

Sempat Terombang-ambing Ombak Laut Kidul, Begini Akhir Cerita Kapal Nelayan yang Mati Mesin

kapal berisi 4 penumpang tersebut sempat terombang-ambing di tengah lautan dekat Pantai Sadeng

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
Dok. SAR Wilayah I Gunungkidul/Istimewa
Kapal nelayan asal Pelabuhan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur (kiri) yang dievakuasi ke Pantai Sadeng, Girisubo, Gunungkidul 

Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul menutup seluruh pantai wisata. Penutupan dilakukan sejak 24 Maret lalu.

Meski informasi sudah dipublikasikan dan penjagaan juga dilakukan, rupanya masih ada wisatawan yang tetap nekat ingin berkunjung.

Salah satu jalur menuju pantai yang kerap dilewati wisatawan berada di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Desa Kemadang Suminto.

"Banyak wisatawan yang ingin masuk ke kawasan pantai, terutama saat akhir pekan seperti ini," tutur Suminto dihubungi pada Minggu (26/04/2020).

Mengikuti instruksi Dispar Gunungkidul, Pemerintah Desa Kemadang menerjunkan relawan dan petugas untuk berjaga di pintu Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) menuju pantai. Posko pun didirikan di depan Balai Desa yang persis di pinggir jalur wisata, sebelum TPR.

Suminto mengatakan tiap kendaraan yang melintas akan diperiksa dan ditanyai keperluannya. Jika mereka berniat untuk berwisata, maka pengendara diminta untuk berputar balik.

Namun jika mereka tetap membandel atau berbohong pada relawan terkait keperluannya, maka mereka akan menjumpai petugas di TPR dan kembali diminta berputar balik arah.

"Mereka yang melintas juga didata oleh petugas, termasuk diinformasikan terkait penutupan kawasan pantai. Sebagian besar di antaranya menerima informasi tersebut," jelas Suminto.

Ia pun memaklumi para wisatawan yang tetap nekat ingin berkunjung ke pantai. Menurutnya, warga jenuh lantaran harus berada di rumah. Apalagi menjelang puasa, biasanya warga menuju pantai untuk melakukan tradisi padusan.

Tradisi padusan merupakan simbol menyucikan diri dengan mandi di pemandian atau sumber-sumber air. Padusan terutama dilakukan dalam rangka menyambut datangnya Ramadan.

"Setidaknya beberapa hari terakhir sudah ratusan kendaraan yang diminta untuk berputar balik arah," ungkap Suminto.

Selain kawasan pantai, Sekretaris Dispar Gunungkidul Harry Sukmono beberapa waktu lalu menyatakan penutupan juga berlaku bagi desa-desa wisata di Gunungkidul.

Penjagaan pun dilakukan oleh petugas untuk memastikan pengunjung tidak mendatangi tempat wisata. Menurutnya, penjagaan dilakukan selama 24 jam penuh.

"Kalau penjagaan di desa wisata dilakukan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat," kata Harry. ( Tribunjogja.com | Alexander Ermando )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved