Ketua Pusat Studi Wanita UPN Yogyakarta : Komunikasi Keluarga Sangat Penting Dalam Hadapi Covid-19
Ketua Pusat Studi Wanita UPN Yogyakarta : Komunikasi Keluarga Sangat Penting Dalam Hadapi Covid-19
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pusat Studi Wanita UPN 'Veteran' Yogyakarta (UPNVYK) bekerjasama dengan Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi Indonesia (APJIKI) menggelar seminar daring bertajuk Tangguh Bencana COVID-19 melalui Keluarga di media komunikasi Zoom pada Selasa (21/4/2020).
Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni Ketua pusat Studi Wanita UPNVYK, Dr. Puji Lestari, Ketua 2 APJIKI dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (UPDMB), Prof. Rajab Ritonga, serta Pengurus APJIKI dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Dr. Lintang Ratri Rahmiaji.
Seminar daring yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini ini diikuti oleh 113 peserta dari berbagai daerah seperti Bali, Malang, Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan dan bahkan ada dari Malaysia.
Dalam diskusinya, Ketua pusat Studi Wanita UPNVYK, Dr. Puji Lestari menegaskan pentingnya komunikasi keluarga dalam rangka menghadapi bencana, terutama dalam menjalankan rutinitas Kerja dari Rumah atau Work From Home (WFH) dan Sekolah dari Rumah atau School From Home (SFH).
“Komunikasi keluarga sangat penting sebab keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anak,” kata Puji dalam pemaparannya.
Puji juga menggagas konsep komunikasi hati ke hati yang dapat menjadi alternatif keluarga mengisi rutinitas semasa pandemik COVID-19.
“Dengan konsep hati ke hati, keluarga akan saling menguatkan, membantu, dan mengerti satu sama lain, serta meningkatkan simpati dan empati, serta meredam emosi,” katanya.
• Jadwal & LINK Live Streaming TVRI Belajar dari Rumah Rabu 22 April 2020, Download Materi DI SINI
• UNY Produksi APD Secara Mandiri
Ketua 2 APJIKI dari UPDMB, Prof. Rajab Ritonga menyebutkan keluarga merupakan garda terdepan dalam masa pandemik COVID-19, terutama dalam ketahanan perekonomian keluarga.
Menuruntya, saat ini tingkat perekonomian beragam, sehingga ketahanan keluarga prasejahtera menjadi tantangan.
“(Saat ini) Ingin tinggal di rumah, tetapi penghasilan tidak memadai, mau keluar juga terancama COVID-19,” kata Rajab.
Oleh karena itu, Rajab menegaskan kembali keluarga menjadi unit terpenting.
Dia juga menyarankan keluarga untuk menata ulang kembali keuangannya, termasuk juga bagi keluarga kelas menengah sehingga tetap tangguh di masa pandemik COVID-19.
Pengurus APJIKI dari Universitas Diponergoro, Dr. Lintang Ratri Rahmiaji turut berbagi cara menghadapi stres semasa pandemik berlangsung.
Menurut pengamatannya, Lintang menyebutkan sejumlah orang kini mulai mengeluhkan kejenuhannya dan menunjukkan gejala-gejala psikomatis akibat terlalu lama menjalani rutinitas WFH dan tekanan atas pemberitaan seputar COVID-19.
“Banyak hal yang membuat stres dan jenuh misalnya biasanya karena mulai cemas ketika membaca berita Corona, pembagian tugas rumah dengan suami atau istri, banyaknya tugas sekolah anak dan tidak semua orangtua memiliki kompetensi cukup menjadi guru, juga masalah lainnya yang bisa saja terjadi di rumah,” kata Lintang.