Update Corona di DI Yogyakarta

UNY Produksi APD Secara Mandiri

Program Studi Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Tata Busana (D4) UNY turut berkontribusi dalam upaya penanganan Covid-19 dengan membuat APD.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Program Studi Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Tata Busana (D4) UNY turut berkontribusi dalam upaya penanganan Covid-19 dengan membuat alat pelindung diri (APD) secara massal. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Program Studi Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Tata Busana (D4) UNY turut berkontribusi dalam upaya penanganan Covid-19 dengan membuat alat pelindung diri (APD) secara massal.

Pembuatan APD teresebut terdiri atas baju hazmat, masker dan pelindung muka (face shield). 

Adam Jarussalem selaku Ketua Jurusan dan Koordinator Kegiatan menuturkan total ada 400 set APD yang diproduksi dan akan dibagikan ke sejumlah layanan kesehatan di 4 kabupaten DIY, yakni Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo, disamping juga untuk Tim Covid Crisis Centre (C3) UNY.

“Baju hazmat yang kami produksi terdiri dari 3 jenis mengingat ketersediaan bahan, yakni parasit, spunbound 50 gsm, dan spunbound laminasi 75 gsm. Kami menyadari bahwa baju hazmat yang dihasilkan ini belum tentu sesuai standar karena tidak dilakukan uji medis yang terstandar,” papar Adam.

Dies Natalis ke-56, UNY Bagikan Sembako kepada Warga

Namun demikian UNY tetap memroduksi APD ini mengingat ketersediaan APD bagi paramedis yang masih minim. 

Penggunaan APD ini lebih baik dari pada tidak memakai sama sekali.  

APD bantuan ini tidak menjamin 100 persen aman dari virus namun mampu menjamin mengurangi jumlah paparan dari Covid-19

Oleh karenannya APD ini ditujukan untuk paramedis yang tidak bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19 atau jika dipakai oleh paramedis yang bersentuhan langsung dengan pasien positif Covid-19 maka baju hazmat produksi UNY ini sebagai salah satu pakaian pelapisnya di mana harus dilapisi lagi dengan baju APD standar medis lainnya. 

“Langkah ini kami ambil karena melihat fakta minimnya ketersediaan APD membuat banyak petugas khususnya tenaga medis di daerah terpaksa masih mengunakan pelindung seadanya,” ujar dia.

Sementara itu, Koordinator Program Studi D4 Tata Busana Triyanto menuturkan proses produksi dilakukan hampir setiap hari sejak 6 April 2020 di laboratorium garment.

Solidaritas Pangan Jogja Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tengah Wabah Virus Corona

"Produksi ini dilakukan secara work from home yang melibatkan 10 mahasiswa Busana yang merantau di Yogyakarta dan tidak bisa mudik ke kampung halaman," katanya.

Spesifikasi APD yang dibuat yakni Baju hazmat (hazardous materials) yang merupkan perlengkapan perlindungan pribadi yang terdiri dari bahan yang impermeabel dan digunakan untuk proteksi melawan material berbahaya.

Baju hazmat yg diproduksi ada 3 tipe berbasis pada bahan bakunya baju hazmat berbahan parasit, baju hazmat berbahan spunbound laminasi dan baju harmat berbahan spunbound yang diharapkan mampu menahan cairan/droplet. 

"Masker kain yg terdiri atas 3 lapis dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencegahan infiltrasi virus," kata dia.

Lapisan luar berbahan kain waterproof sehingga dapat mencegah terserapnya droplet yang terpancar dari orang sekitar/lawan bicara.

Lapisan tengah berbahan viselin yang difungsikan sebagai filter/penyaring atas mikron yang masuk ke masker.

Lapisan dalam berbahan kain antibakteri serta penutup wajah (face-shield) yang berfungsi untuk menutupi wajah dari droplet orang sekitar/lawan bicara. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved