Anies Baswedan : Hingga 14 April, Sudah 987 Jenazah di Jakarta Dikubur Sesuai Protokol Virus Corona

Anies Baswedan : Hingga 14 April, Sudah 987 Jenazah di Jakarta Dikubur Sesuai Protokol Virus Corona

Editor: Hari Susmayanti
Kompas.com/ Garry Lotulung
Pemakaman jenazah pasien covid-19 

Oleh karena itu, ia meminta warga bersiap menahan diri sesuai dengan kebijakan Pembatasan Sosial berskala Besar untuk jangka waktu panjang, termasuk tidak mudik saat liburan panjang Hari Raya Idul Fitri, akhir Mei 2020.

Menurut Anies Baswedan, sejak pemerintah mengumumkan kasus pasien 01 dan 02 awal Maret 2020, dalam waktu kurang lebih 40 hari, jumlah orang terkonfirmasi Virus Corona sampai Selasa (14/4/2020) terdapat 2.242 kasus.

Angka itu bahkan belum seberapa dibandingkan data orang meninggal yang dimakamkan sesuai dengan protokol positif Covid-19.

Melihat kondisi ini, dia mengajak masyarakat untuk bersiap menghadapi penyebaran virus covid-19 dalam waktu yang panjang, yang belum diketahui ujungnya.

"Jadi masyarakat Jakarta khususnya harus bersiap untuk waktu cukup panjang, paling tidak selama bulan Ramadan.

Mungkin kita akan menghadapi situasi seperti sekarang. Saya pun mengimbau untuk tidak mudik Lebaran," kata Anies Baswedan saat wawancara eksklusif live streaming bersama Redaksi Warta Kota dan Super Ball, Selasa (14/4/2020) siang.

Arab Saudi Larang Salat Tarawih Berjamaah di Masjid Selama Wabah Corona

Belum Punya Data Pasti

Anies mengakui Pemprov DKI Jakarta belum memiliki angka pasti jumlah orang yang terinfeksi Covid-19.

Namun pemerintah baru mengantongi jumlah yang terinfeksi Virus Corona setelah melakukan tes kesehatan kepada pihak yang bersangkutan

“Hari ini kalau ditanya jumlah orang yang positif Covid-19, kami tidak tahu kok. Tapi yang kami tahu jumlah orang yang sudah dites dengan hasil positif. Itu kan dua hal yang berbeda. Orang yang sudah dites positif, dengan orang yang sudah terjangkit Covid-19,” tambahnya.

Gubernur Anies Baswedan mencontohkan, misalnya di suatu daerah jumlah populasinya ada 1 juta orang. Pemerintah kemudian mengecek kesehatan 1.000 warganya.

Dari 1.000 warga yang menjalani uji Covid-19, kemudian diperoleh sejumlah kasus positif. Sehingga amat tidak mungkin orang yang dinyatakan positif Corona ada 2.000, karena yang diperiksa hanya seribu.

“Kami itu hanya tahu angka orang yang sudah dites, tapi kami belum tahu berapa angka yang sesungguhnya sudah terjangkiti Covid-19,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Anies menyebut sebetulnya DKI Jakarta telah melakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lebih dulu, sebelum disetujui Kementerian Kesehatan RI.

Kebijakan PSBB yang dilakukan Anies di antaranya menutup sementara tempat pariwisata yang dikelola pemerintah atau swasta, meliburkan aktivitas sekolah, mengubah metode kerja pekerja menjadi bekerja di rumah (work from home/WFH), mengurangi jam operasional angkutan publik dan sebagainya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved