Paskah
Cerita Paskah yang Muram dan Kesaksian Seorang Umat yang Hancur Hatinya Tak Bisa ke Gereja
Suasana perayaan Jumat Agung hingga Paskah di Yerusalem yang begitu muram di tengah pandemi Virus Corona.
Seorang Palestina dari Yerusalem timur, menyimpan dekorasi yang biasanya digunakan di dalam kotak penyimpanan ketika Paskah tiba dan memilih untuk tidak menyiapkan kue-kue tradisional.
"Situasinya dramatis," katanya kepada AFP, dia khawatir akan pekerjaannya di sebuah LSM, karena adanya Virus Corona.
Dia "sangat tersentuh" oleh foto-foto Paus Fransiskus yang merayakan Palm Sunday di Basilika Santo Petrus,
namun kondisinya kosong dan hanya ditemani oleh beberapa pria dan wanita yang masing-masing berada di bangku yang terpisah.
"Orang-orang haus akan spiritualitas," kata Shomali, yang menemukan harapan besar dalam "kembalinya iman" di masa kelam ini.
Bitar yang hancur hatinya
"Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Saya harap kita akan menjadi orang yang berbeda, bahwa kita akan menghargai hal-hal yang berbeda," kata Bitar.
Dia meyakini proses itu akan terjadi begitu krisis virus corona berakhir.
Untuk menandai Paskah tahun ini, Bitar meletakkan kain yang dihias dengan gambar anak-anak ayam kuning kecil dan telur berbagai warna di pintu masuk rumahnya.
Keluarganya telah menciptakan sebuah studio foto yang diimprovisasi, putrinya dan cucu-cucunya menghias foto-foto yang dikelilingi oleh kelinci dan bunga.
Tetapi semua foto di dunia tidak akan sama dengan menghadiri gereja untuk Paskah.
"Kami tinggal lima menit dari Gereja the Holy Sepulchre dan kami tidak bisa pergi ke sana," katanya sedih. "Ini Menghancurkan hatiku," pungkas Bitar.
(*/ )
Artikel ini dikutip Tribun Jogja dari Kompas.com dengan judul "Akibat Covid-19, Paskah di Yerusalem Terasa Muram", https://www.kompas.com/global/read/2020/04/10/214731170/akibat-covid-19-paskah-di-yerusalem-terasa-muram?page=all#page2.