Paskah
Cerita Paskah yang Muram dan Kesaksian Seorang Umat yang Hancur Hatinya Tak Bisa ke Gereja
Suasana perayaan Jumat Agung hingga Paskah di Yerusalem yang begitu muram di tengah pandemi Virus Corona.
Ada cerita perayaan masa pra Paskah yang terasa muram di tengah wabah Virus Corona di Yerusalem. Ketika seorang umat yang rumahnya tak jauh dari gereja bahkan tidak bisa pergi ke sana, hatinya pun hancur dan merasakan kesedihan mendalam.
Inilah cerita paskah dan kesaksian seorang umat yang berusaha merayakan Paskah senormal mungkin di tengah pandemi Virus Corona di Yerusalem.

DIALAH Christian Sawsan Bitar, seorang warga dari Palestina yang berupaya untuk menyelamatkan normalitas suasana Paskah di tengah bayang-bayang wabah Virus Corona.
Bitar meletakkan telur Paskah di atas meja dan seekor kelinci mainan di atas meja rias, tentu dengan beberapa dekorasi.
Di kawasan Kristen Kota Tua Yerusalem yang disebut Bitar sebagai "rumah", jalanan sepi dan sebagian besar toko tutup selama dua minggu karena wabah Virus Corona.
Semua situs budaya di Kota Suci ditutup, terlepas dari apa pun afiliasi agama mereka, karena pihak berwenang berusaha mencegah penyebaran penyakit pernapasan yang tinggi penularannya itu.
Orang-orang Kristen dicegah untuk berkumpul dalam kebaktian Paskah.
Pun untuk Minggu Paskah yang dialami Bitar dan sesamanya yang beragama Katolik.
Begitu juga untuk mereka Kristen Ortodoks yang pada seminggu ke depan tepatnya pada 19 April akan merayakan natal.
Gereja the Holy Sepulchre
Meski terjadi peperangan dan perlawanan, Gereja the Holy Sepulchre, yang dibangun di atas situs di mana umat Kristen percaya bahwa Yesus telah disalib dan dibangkitkan kembali, sejauh ini tidak ditutup selama Paskah.
Hal ini dikonfirmasi oleh sejarawan Palestina, Johnny Mansour. Hal itu sudah dilakukan setidaknya selama satu abad.
The Sepulchre anggap sebagai situs paling suci dalam agama Kristen. Namun, untuk Misa Jumat Agung kali ini terpaksa dirayakan di balik pintu tertutup.
Biasanya, ribuan orang memperingati penyaliban Yesus pada Jumat Agung dengan prosesi penandaan 14 Stasiun Salib, rute yang diyakini orang Kristen saat Yesus berjalan sambil memikul salibnya sebelum dihukum mati.