Paskah

Cerita Paskah yang Muram dan Kesaksian Seorang Umat yang Hancur Hatinya Tak Bisa ke Gereja

Suasana perayaan Jumat Agung hingga Paskah di Yerusalem yang begitu muram di tengah pandemi Virus Corona.

Editor: Yoseph Hary W
AFP/EMMANUEL DUNAND via kompas.com
Seorang peziarah Kristen berpakaian Yesus Kristus berdiri di depan pintu tertutup Gereja Makam Suci di Kota Tua Yerusalem pada 10 April 2020, menandai Jumat Agung, di tengah krisis pandemi COVID-19. - Semua situs budaya di Tanah Suci ditutup, terlepas dari afiliasi agamanya, ketika pihak berwenang berupaya mencegah penyebaran penyakit pernapasan yang mematikan, yang akan mencegah orang Kristen berkumpul untuk kebaktian Paskah, hari Minggu mendatang untuk para penyembah Katolik, kemudian Seminggu kemudian pada tanggal 19 April untuk Paskah Ortodoks. 

Social distancing

Polisi banyak dikerahkan untuk memantau dan menegakkan aturan social distancing yang ketat di negara itu.

Kepolisian bahkan memberikan denda kepada salah satu wartawan yang tidak menghormati aturan jarak dua meter.

Hal ini dikonfirmasi oleh wartawan media Perancis AFP di tempat kejadian.

Bitar yang sudah berusia 60 tahun merasa "tertekan" karena tak bisa merayakan Paskah di gereja.

Sementara Israel yang menduduki Yerusalem timur dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaplok wilayah Palestina dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional telah mengonfirmasi lebih dari 10.000 kasus infeksi virus corona di wilayah mereka, dengan 92 angka kematian.

Ada pun pihak Palestina, mengonfirmasi lebih dari 250 kasus dengan satu kasus kematian.

Yerusalem merupakan "jantung" dari perayaan Paskah dunia, namun tahun ini tidak sama layaknya tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2019, lebih dari 25.000 orang berkumpul di dekat Gereja the Holy Sepulchre untuk menghadiri Misa Palm Sunday yaitu menandai dimulainya Minggu Paskah.

Misa daring

"Tetapi meskipun dalam keadaan sulit, mungkin ada hal-hal positif," kata Ibrahim Shomali, juru bicara Patriarkat Latin di Yerusalem.

Minggu ini, menurut Shomali, Misa Paskah akan disiarkan di televisi dan di jejaring sosial.

Hanya enam biarawan yang akan hadir di gereja.

Menyaksikan massa secara daring akan menjadi satu-satunya cara Francis Gharfah dalam merayakan Paskah tahun ini.

Haus spiritualitas

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved