Update Corona di DI Yogyakarta

Bupati Bantul : Tidak Ada Local Lockdown, Akses Jalan Jangan Ditutup Penuh

Pemkab Bantul menyebut sama sekali tidak ada instruksi dari pemerintah pusat maupun provinsi, untuk menerapkan langkah local lockdown.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Sejumlah jalan di dusun Tembi, Desa Timbulharjo Bantul dipasang spanduk. Warga memberlakukan pembatasan jalan masuk ke perkampungan untuk mencegah penyebaran COVID-19. 

Menurutnya, situasi Bantul tak bisa disamakan dengan kota-kota besar yang menerapkan kebijakan tersebut.

"Tidak ada, Bantul tidak, karena lingkungannya kan di desa ya, beda dengan di kota-kota itu. Keramaiannya jelas berbeda. Jadi, tidak ada lah batasan-batasan seperti itu," pungkasnya.

Bupati Bantul Suharsono memeragakan salam penghormatan sebagai pengganti jabat tangan sebagai antisipasi untuk mencegah persebaran virus Corona
Bupati Bantul Suharsono memeragakan salam penghormatan sebagai pengganti jabat tangan sebagai antisipasi untuk mencegah persebaran virus Corona (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

Sri Sultan Tak Tutup Akses DIY

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, juga ikut buka suara terkait maraknya aksi lockdown yang dicanangkan beberapa pedukuhan dan kelurahan di DIY.

Sultan menjelaskan bahwa praktik yang ada di lapangan tersebut bukanlah lockdown melainkan upaya untuk memudahkan mengontrol keluar masuk warga.

"Kalau di desa itu terlalu banyak jalan yang bisa ditempuh untuk masuk. Misal tiga jalan, bagaimana akhirnya kalau yang dua ditutup sehingga ada satu jalan dengan harapan satu jalan memudahkan mengontrol siapa yang masuk."

"Kedua, begitu masuk didata dia siapa dan sebagainya dengan keluarga dimungkinkan mengontrol keluar, tinggal di rumah. Kalau merasa tidak sehat, periksa ke rumah sakit atau puskesmas," ujarnya di Kepatihan, Senin (30/3/2020).

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Istimewa)

Pengertian lockdown yang sebenarnya berbeda jauh dengan yang dilakukan warga di DI Yogyakarta .

Sultan menjelaskan lockdown merupakan bentuk isolasi total dan tidak boleh adanya aktivitas keluar masuk.

"Kalau itu yang terjadi, yang memerintah lockdown harus memberi makan pada setiap orang. Kalau dia (warga) memerlukan sesuatu harus difasilitasi, karena yang tidak boleh keluar rumah nggak bisa makan, harus ada yang nganter makanan. Itu (lockdown) tidak kita lakukan," tegasnya.

Sri Sultan HB X Belum Ambil Kebijakan Local Lockdown untuk Yogyakarta

Sultan: Yang Masuk Ke Yogya Harus Diisolasi Minimal 14 Hari

Menyikapi pendatang dari luar DI Yogyakarta yang masuk ke wilayah dalam rangka mudik yang lebih awal, Sultan mengungkapkan bahwa tidak ada niatan sedikitpun untuk menutup gerbang DI Yogyakarta bagi mereka yang mau pulang ke DI Yogyakarta .

"Saya tidak persoalkan pemudiknya, wong mau ketemu saudara kembali ke tempatnya kok nggak boleh, biarin saja. Yang penting dia bisa kita kontrol dan dia bisa mendisiplinkan diri tidak menular kalau dia positif," urainya. 

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved