Update Corona di DI Yogyakarta

Pemkot Yogyakarta Hitung Dampak Ekonomi yang Muncul Akibat Penyebaran COVID-19

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta menurun di tengah merebaknya virus corona covid-19

TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Malioboro yang selalu jadi magnet wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah menghitung dampak ekonomi akibat merebaknya virus corona COVID-19.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta menurun.

Untuk itu, Pemkot Yogyakara perlu melakukan penghitungan pendapatan daerah.

Heroe mengungkapkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta sebagian besar diperoleh dari pajak hotel dan restoran.

Namun dengan kondisi seperti ini, pihaknya perlu melakukan redesign agar bisa tetap membangkitkan ekonomi masyarakat.

"Kita sedang menyisir, mana-mana saja yang bisa diefisienkan, mana yang bisa menutupi PAD kita, mana yang bisa ditabung. Saat ini kita juga sedang hitung-hitung akibat penurunan produktivitas masyarakat dan PAD Kota Yogyakarta," ungkapnya.

Disnakertrans Gunungkidul Imbau Pekerja Luar Daerah Tak Mudik Selama Darurat COVID-19

Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pemda DIY Siapkan Langkah Sweeping Penumpang di Empat Terminal

"Meskipun kita efisienkan, jangan sampai mengurangi produktivitas masyarakat. Sehingga meskipun ada penyesuaian, ekonomi meningkat, tidak turun-turun banget," sambungnya.

Ia melanjutkan kondisi setiap kota berbeda, termasuk kemampuan daerah tersebut.

Karantina Wilayah

Terkait karantina wilayah, ia mempertanyakan beberapa hal, seperti kesiapan masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah.

Termasuk kesiapan logistik selama karantina wilayah.

Selama Maret 2020, ada 9.000 orang yang sudah memeriksakan diri ke Puskesmas, RS Jogja, dan RS Pratama.

Ribuan Pendatang dari Luar Wilayah DIY Dilaporkan Telah Masuk ke Wilayah Kulonprogo

Dari 9.000 yang dipriksa, 267 Orang dalam Pemantauan (ODP), 9 Pasien dalam Pengawsan (PDP), dan dua positif.

"Orang yang periksa adalah yang baru pulang dari bepergian. Itu kesadaran warga, datang sendiri, dan memeriksakan diri. Sedangkan 9 PDP itu, awalnya 23 dan 14 sudah sembuh. Di Jogja juga tidak ditemukan kasus dari OPD naik jadi PDP," lanjutnya yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta.

Heroe menilai, Kota Yogyakarta masih mampu menangani. Sebab kesadaran masyrakat untuk menjaga lingkungan baik.

Apalagi hampir 75 persen kampung di Kota Yogyakarta secara mandiri melakukan penyemprotan disinfektan

. Hampir semua pertokoan, pasra, dan tempat-tempat publik menyediakan tempat cuci tangan.

"Yang istimewa adalah masyarakat secara swadaya. Saya harap dengan hal tersebut kita selalu saling menjaga, saling melindungi dengan kasih sayang. Saudara kita yang baru daang, kita dorong untuk periksa ke Puskesmas dan isolasi diri selama 14 hari,"ujarnya.

Seribuan Warga Diketahui Pulang Kampung Lebih Awal ke Gunungkidul, Bupati Lapor Sri Sultan

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono mengakui bahwa Industri Kecil Menengah (IKM) tengah lesu.

Meski demikian pihaknya masih akan menunggu kebijakan dari pusat.

"Tidak bisa dipungkiri, mereka kesulitan berproduksi. Untuk kebijakan kami masih menunggu dari pusat seperti apa, kami belum tahu. ya harapannya bisa menghidupkan lagi, bisa eksis. Kalau alternatif terakhir mungkin bantuan langsung tunai," ujarnya.

Meski demikian, ia melihat banyak IKM yang kemudian melihat peluang dengan menjual masker, disinfektan, dan melihat peluang dalam penanganan COVID-19.

"Kalau logam, fashion memang prihatin. Tetapi sebagaian beralih untuk produksi masker, disinfektan," tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved