Yogyakarta
Diorder 800 APD, Keluarga Difabel Asal Sleman Dapat Bantuan Rp 25 Juta
Sebenarnya Iswanto hanya memproduksi masker berbahan kain. Karena bahan tersebut dilirik pihak rumah sakit, ia pun diberi rekomendasi untuk membuat AP
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Ari Nugroho
Sementara itu, Ketua Pendamping MPM PP Muhammadiyah Yogyakarta, Ahmad Ma'ruf, menambahkan, harga satu APD yang berbahan Parasit dan Spoon Bond itu satunya sebesar Rp 100 ribu.
Untuk saat ini masih belum dijual belikan secara bebas.
Pihaknya hanya baru menerima pesanan dari RS PKU Muhammadiyah, Yogyakarta saja.
"Mereka hanya bayar jasa jahit saja. Persatuannya Rp 25 ribu. Dengan estimasi pembagian seribu masuk ke kas Koperasi, Rp 24 ribu sisanya masuk ke penjahit,"kata Ma'ruf.
Dari segi kualitas, APD yang diproduksi memang sudah memenuhi standar.
Karena itu sudah mengacu pada standar kesehatan dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Meski begitu, kendala di lapangan harus dihadapi, lantaran saat ini bahan baku utama kain parasit dan spoon bond sudah mulai langka di pasaran.
"Sudah diborong sama pengusaha konveksi besar. Sangat langka dicari," tegasnya.
Terpisah, Ketua grup CSR Bank BPD DIY Arief Yulianto menambahkan, bantuan 10 set alat jahit dengan total keseluruhan Rp 25 juta sudah diserahkan.
Harapannya, hal itu mampu dimaksimalkan oleh rekan-rekan difabel supaya ketersediaan APD khususnya di DIY segera tercukupi.
"Sudah kami serahkan totalnya Rp 25 juta. Semoga bisa dimanfaatkan, tadi kan estimasi biaya sudah tuh Rp 100 ribu persatuannya. Nah, tinggal dikalikan saja,"katanya.
Ia meminta Pemda DIY juga ikut mengawal pengerjaan tersebut.
• Galeri UMKM YIA Representasi Kotagede
Karena, lanjut Arief, persoalan Covid-19 tersebut menjadi masalah dari segala sektor.
"Harus bersama-sama, makanya saya tekankan supaya lebih dulu tim medis dicukupi kebutuhannya. Karena mereka yang berada di garda paling depan untuk hadapi Corona ini,"tegas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas KUKM DIY, Srie Nurkyatsiwi menanggapi hal tersebut.