ADVERTORIAL

Jahe Merah Kini Banyak Dibudidayakan Masyarakat di Bawah Binaan Bejo

PT Bintang Toedjo memiliki ekosistem jahe merah yang dibudidayakan bersama petani di seluruh Indonesia.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
PT Bintang Toedjoe yang bekerjasama dengan Pemda DIY dan Tribun Jogja melakukan pencanangan atau Kick Off Taman Herbal Bejo di Bangsal Wiyatapraja Kompleks Kepatihan, Kamis (12/3/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PT Bintang Toedjoe yang bekerjasama dengan Pemda DIY dan Tribun Jogja melakukan pencanangan atau Kick Off Taman Herbal Bejo di Bangsal Wiyatapraja Kompleks Kepatihan, Kamis (12/3/2020).

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Ketua Tim Penggerak PKK DIY, GKR Hemas, Wakil Ketua 3 PKK DIY Asyantini, serta GM Bisnis Tribun Jogja Daryono.

Head of Marketing and Sales PT Bintang Toedjoe Fanny Kurniati mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas kehadiran seluruh pihak dalam kick off dari Taman Herbal Bejo

"Suatu anugerah yang sangat luar biasa. Kami sangat mengapresiasi bapak ibu yang jaauh-jauh datang ke sini meluangkan waktu menghadiri acara ini," ucapnya dalam sambutannya.

Punya Lahan Kosong di Sekitar Rumah? Ini Cara Manfaatkan Lahan Jadi Produktif ala Taman Herbal Bejo

Ia berharap agar acara tersebut berkesinambungan dari tahun ke tahun.

Kegiatan tersebut merupakan corporate social value dan sustainable development group dari PT Bintang Toedjo di mana melalui Taman Herbal bejo, pihaknya mempunyai visi ke depan untuk menjahemerahkan Indonesia. 

"Karena Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan tanaman herbal. Tapi mungkin selama ini belum ada yang mengangkat bahwa Indonesia punya jahe merah. Jahe merah adalah salah satu tanaman yang hanya bisa ditanam di Indonesia. Kalau Korea klaim punya ginseng, jahe merah adalah milik Indonesia dan asli Indonesia," bebernya. 

Ia mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia karena semua bisa berpartisipasi membudidayakan warisan leluhur.

Ia menambahkan bahwa  PT Bintang Toedjo memiliki ekosistem jahe merah yang dibudidayakan bersama petani di seluruh Indonesia.

"Kemudian bersama dengan ibu-ibu PKK, sekalian kita berusaha membentuk kreasi dan melatih masyarakat membudidayakan jahe merah dengan harapan tanaman ini bisa mendunia," bebernya.

Ia melanjutkan, saat ini isu Virus Corona atau COVID-19 sedang heboh dan membuat gempar dunia.

Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan

Namun Fanny mengatakan Indonesia yang telah memiliki ramuan herbal yang ampuh, salah satunya mengandung jahe merah, sangat bagus bagi daya tahan tubuh.

Mereka yang memiliki kekebalan tubuh bagus menjadi tidak mudah sakit.

"Jahe merah memiliki antioksidan yang tinggi dan anti inflamasi, bagus untuk daya tahan tubuh," ujarnya.

Fanny mengungkapkan, harga jahe merah saat ini melambung tinggi di pasaran.

Satu kilogram jahe merah dihargai Rp 75 ribu bahkan di Jakarta harganya mencapai Rp 150-200 ribu dan stok telah habis. 

"Kalau dunia takut, Indonesia mestinya dengan ramuan herbal ini kita bisa bilang bahwa Indonesia sanggup atasi Virus Corona dengan ramuan herbal asli Indonesia," ucapnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya berharap Taman Herbal Bejo bisa menjadi paru-paru kota di DIY dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dengan budidaya jahe merah.

PT Bintang Toedjoe Ajak Masyarakat Budidaya Jahe Merah

"Bejo mau ikut berpartisipasi menanam, pembibitan, maintanance, sampai jadi produk Bejo jahe merah. Satu-satunya produk masuk angin yang ada jahe merah hanya Bejo," tuturnya.

Ia pun mengucapkan terima kasih pada 2019 telah ada 165 kelurahan baru yang ikut lomba Taman Herbal Bejo.

Antusiasme masyarakat untuk bisa dan melakukan pembibitan dari rimpang hingga panen, bisa terus menerus ditularkan ke seluruh masyarakat.

"Sebagai ungkapan terimakasih dan apresiasi PT Bintang Toedjoe kepada bapak ibu yang telah setahun penuh menanam jahe merah, akan ada 12 penghargaan taman terbaik dan perwatan taman yang sudah 6 tahun. Semoga taman ini makin lama makin berkembang, lomba ini akan terus diadakan tiap tahun, kriteria penelitian dan poin semua makin bagus dan pastinya jahe merah makin bermanfaat bagi masyarakat Indonesia," urainya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK DIY GKR Hemas menjelaskan bahwa budidaya jahe merah sangat menguntungkan baik dari segi kesehatan maupun untuk meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat DIY.

Ibu-Ibu Kelurahan Tahunan Antusias Ikuti Pelatihan Sirup Jahe Merah

"Tadi saya bisik-bisik dengan Pak Dar (Daryono), ibu-ibu ini dibagi bibitnya apa disuruh tanam sendiri. Ternyata dibagi bibitnya, dan Bu Asyantini mengatakan satu pot bisa menghasilkan 5-6 kilogram. Berarti itung-itung harganya jahe katanya Bu Fanny semakin mahal, kalau bisa ditanam tidak hanya di pekarangan rumah tapi di lahan yang ibu punya juga," urainya.

Hasil dari jahe merah tersebut, lanjutnya, bisa dikonsumsi keluarga untuk meningkatkan kebugarab fisik seluruh anggota keluarga. 

"Hasilnya yang berlebih bisa dijual," imbuhnya.

Ia pun berpesan bahwa dalam lomba tersebut, tidak hanya mengejar juara tapi juga melihat kualitas dan hasil yang bisa bermanfaat bagi semuanya.

"Kita tetap harus berhati-hati bahwa virus itu (COVID-19) sudah berada di Indonesia dan semoga di DIY terus menggiatkan minum jamu dan tentu bisa makin menyehatkan keluarga," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved