Jawa
Musim Hujan Diprediksi Sampai Maret, Bencana Tanah Longsor Masih Intai Magelang
Musim hujan ini diprediksi akan sampai Bulan Maret 2020, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda hujan akan surut.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
"Ada kurang lebih sekarang 118 di pengungsian sidosari. Mereka mengungsi ke rumah saudara di beberapa tempat. Ada 118 data terakhir semalam jiwa dan kita layani di posko kesehatan. Warga mengungsi akibat ditemukan banyak retakan. Selain retakan tanah di Sidosari, di Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur juga terjadi longsor di beberapa titik," ujar Edy.
Kejadian bencana yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor.
Terlihat adanya retakan di beberapa titik juga membuat waspada.
Potensi angin kencang juga masih terjadi, bahkan juga memicu tanah longsor karena dorongan angin ke pohon yang memicu tanah bergerak.
"Kalau melihat sampai dengan sekarang, masih tanah longsor, apalagi retakan makin lebar kita masih mewaspadai. Kalau potensi angin kecang, ada tapi tidak sampai ada pohon tumbang. Angin kencang, juga menjadi pemicu tambahan tanah longsor, karena vegetasi yang ada basah, berat, mungkin tanah sudah kedap air didorong pohon yang tersapu angin kencang semakin menambah potensi longsor," tutur Edy.
Setidaknya ada lima Kecamatan yang masih rawan terhadap bencana tanah longsor ini.
Mereka adalah Kecamatan Salaman, Kaliangkrik, Borobudur, Tempuran dan Kajoran.
• BREAKING NEWS : Pohon Tumbang di Utara Balai Kota Yogya
Selain lima kecamatan yang rawan ini, tanah longsor bisa saja terjadi di daerah yang tinggi, sehingga semua mesti waspada.
"Kaliangkrik tadi pagi terjadi di Ngargosuko. Kemudian kemarin dimulai dari Salamkanci, Bandongan. Kemudian Borobudur di Desa kenalan, dusun kemloko. Kemloko itu ada beberapa titik. Kemudian retakan di Sidosari, Salaman. Ada beberapa tiitk yang lain, ada retakan. Rawan itu ada di Salaman, Kaliangkrik, Borobudur, Tempuran, Kajoran," katanya.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Magelang, kejadian bencana hingga tanggal 5 Maret 2020, tercatat ada 27 kejadian tanah longsor, satu kejadian rumah roboh dan satu kejadian pohon tumbang.
Dampaknya, 12 rumah rusak ringan, 8 rusak sedang, 3 rusak berat.
Belum ditambah rumah dan bangunan fasum yang terancam.
Korban jiwa nihil, sementara korban luka terdapat satu orang.
Jumlah pengungsi mencapai 62 KK atau 232 jiwa.
• Antisipasi Hujan Disertai Angin Kencang, DLH Sleman Mulai Pangkas Pohon
Data ini pun masih dapat berubah sewaktu-waktu.