Penemuan Yoni Besar dan Sisa Stupa di Antara Semak Belukar di Dusun Pagerjurang Sleman
Sebuah yoni besar yang hilang ceratnya, teronggok di antara semak belukar di lahan kosong Dusun Pagerjurang, Caturharjo, Sleman, DI
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Rina Eviana
Penemuan Yoni Besar dan Sisa Stupa di Antara Semak Belukar di Dusun Pagerjurang Sleman
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sebuah yoni besar yang hilang ceratnya, teronggok di antara semak belukar di lahan kosong Dusun Pagerjurang, Caturharjo, Sleman, DIY.
Sementara di Dusun Nglengkong Lor, Sumberrejo, Tempel, Sleman, DIY, potongan-potongan batu berciri fragmen batu candi atau spesifiknya lagi, stupa candi, tertumpuk di sebuah pematang sawah.
Masih di Nglengkong Lor, sebuah potongan arca besar dari pinggang ke bawah dalam posisi kaki bersila tersimpan aman di belakang sebuah rumah penduduk.

Inilah sebagian temuan fakta hasil “blusukan” Tribunjogja.com bersama tiga pencinta sejarah dan arkeologi era klasik dari komunitas Kandang Kebo, Sabtu (29/1/2020) siang hingga sore.
Di Pagerjurang, menurut warga yang rumahnya terdekat dengan lokasi, Purwo Sugianto (63), batu kotak atau yoni itu sudah diketahuinya selama 20 tahun terakhir.
Ia masih sempat melihat yoni itu di tempat sebelumnya, di lahan persawahan tepi jalan Dusun Pagerjurang.
“Dulu terpendam, hanya kelihatan bagian atasnya,” kata Purwo.
“Kemudian digulingkan jatuh ke lahan sebelah bawah itu sampai sekarang. Posisinya tidak pernah berubah dari dulu,” lanjutnya.
Setahu Purwo, tak banyak orang yang mengunjungi yoni itu, kecuali yang sudah tahu dan berminat melihatnya di lokasi yang cukup tersembunyi.
Secara fisik kondisi yoni itu masih cukup baik, kecuali ceratnya yang sudah terlepas.
Beberapa bagian, terutama di siku, terlihat gempil atau rompal.
Namun secara umum, yoni yang menghadap arah timur laut itu relatif utuh.
Ukurannya panjang dan lebar permukaan 80x80 cm.
Tinggi 75 cm, lebar lubang untuk tempat lingga 30x30 cm.