Penemuan Yoni Besar dan Sisa Stupa di Antara Semak Belukar di Dusun Pagerjurang Sleman

Keluarga blantik sapi ini secara turun temurun merawat fragmen arca di pekarangan rumahnya.

Fragmen arca itu ditempatkan di belakang rumah yang ditempati Marjoko.

Kondisinya cukup bagus.

Posisi kaki yang bersila, atau dalam posisi mudra, bisa dilihat secara jelas.

“Ini sepertinya patung Budha dalam posisi mudra, tangan mungkin menangkup depan dada. Sebab di bagian paha tidak ada jejaknya kalau mudra dalam posisi lain,” kata Mei Anjar Wintolo.

Dari mana asal arca ini?

“Tidak tahu, sudah sejak zaman simbah saya ada di pekarangan rumah ini,” kata Joko, putra Marjono yang menemui Tribunjogja.com.

• Menyambangi Situs Kuno Pemandian Air Panas Para Puteri Raja di Candi Umbul Magelang

“Sejak saya kecil juga sudah ada, tapi posisinya tidak di tempat sekarang. Dulu ada di depan rumah, sebelah utara sana,” tukas Marjono, ayah Joko.

JIka usia Marjono sekarang 72 tahun, sekurangnya sudah selama itu fragmen arca ada di pekarangan rumahnya.

Dari data penelitian Veronique Degroet, ahli asal Belanda yang meneliti titik-titik temuan candi dan situs kuno Jawa, Nglengkong Lor termasuk yang pernah disisirnya.

Indikasi kuat terdapat banyak temuan batu candi, dan bahkan ia menyebutkan di lokasi tak jauh dari perkampungan itu terdapat jejak struktur berukuran super.

Ciri bangunan menurut Degroet menunjukkan kebudayaan Budhist. Jejak struktur itu menurut Degroet mencapai luasan 120 meter persegi.

Tribunjogja.com mencoba menelusuri titik temuan yang ditulis Degroet, sesuai koordinat yang disertakan di laporannya.

Lokasinya berada di tengah persawahan di sebelah utara Dusung Nglengkong Lor.

Persawahan itu posisinya di selatan aliran Kali Krasak.

• Cegah Aus Batuan Candi, Tangga Candi Borobudur Akan Dilapisi Kayu Jati