Yogyakarta
Pertumbuhan Kubah Lava Disebut Sebagai Ancaman Jangka Pendek Merapi
Masyarakat diimbau agar selalu waspada terkait aktivitas Gunung Merapi yang berpotensi menimbulkan jatuhnya korban.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Masyarakat diimbau agar selalu waspada terkait aktivitas Gunung Merapi yang berpotensi menimbulkan jatuhnya korban.
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menjelaskan ada dua ancaman terkait kondisi Merapi saat ini, yakni ancaman jangka pendek dan ancaman jangka panjang.
Ancaman jangka pendek yang dimaksud apabila kubah lava tumbuh hingga mencapai volume kritis, kemudian longsor membentuk awan panas.
• Merapi Meletus Terlihat Seram di Video, Pegiat dan Pakar Jelaskan Apa yang Terjadi
Untuk mengantisipasinya, lanjutnya, salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada warga di wilayah paling rentan terkait kondisi terkini Gunung Merapi dan simulasi peringatan dini.
"Adapun mitigasi jangka panjang dapat dilakukan dengan menegakkan peraturan terkait tata ruang wilayah berbasis mitigasi bencana sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-undang," terangnya, Senin (17/2).
Sri Muslimatun berharap masyarakat memiliki literasi kebencanaan demi menekan, bahkan menghindari, risiko jatuhnya korban jika terjadi bencana erupsi Gunung Merapi.
"Bencana tidak bisa dihindari, tapi jatuhnya korban jiwa bisa dikurangi bahkan dihindari," ucapnya.
• Disebut Kikis Hutan Lereng Merapi, Komunitas Lava Tour Beri Klarifikasi
Selain ancaman bencana dari Gunung Merapi, dari data yang dimiliki, sepanjang tahun 2019 ada 22 kejadian tanah longsor dengan kerugian Rp 2,6 miliar, enam bencana banjir dengan kerugian Rp 553,5 juta dan 13 kejadian petir dengan kerugian Rp 10,4 juta.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, mencatat hingga bulan Januari 2020 di Kabupaten Sleman telah terjadi 10 kejadian angin kencang dan delapan kejadian tanah longsor.
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat angin kencang sebesar Rp 42,1 juta.
Sedangkan tanah longsor telah menyebabkan kerugian sebesar Rp 230 juta ditambah dengan 7 orang mengungsi.(TRIBUNJOGJA.COM)