Yogyakarta

PT KAI Nyalakan Lokomotif Uap Seri D14 Bernomor 10

Satu unit lokomotif warna hitam yang telah terparkir selama beberapa hari di peron utara Stasiun Lempuyangan dinyalakan.

Penulis: Rento Ari Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rento Ari
Lokomotif uap D1410 berhenti di Stasiun Maguwo untuk memeriksa komponennya. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sudah berpuluh tahun lamanya jalur rel Yogya-Solo tak dilalui kereta api yang ditarik lokomotif uap.

Berakhirnya era lokomotif uap pada akhir 1980an praktis membuat jalur-jalur rel utama di Indonesia dikuasai lokomotif diesel.

Namun kini, jalur penghubung dua kota besar di selatan Jawa ini kembali diramaikan dengungan seruling lokomotif uap.

Pada Kamis (6/2/2020) PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 6 Yogyakarta menggelar hajatan yang tak biasanya.

Satu unit lokomotif warna hitam yang telah terparkir selama beberapa hari di peron utara Stasiun Lempuyangan dinyalakan.

Begini Cara PT Kereta Api Indonesia Cegah Penyebaran Virus Corona

Asap hitam dan uap putih mengepul keluar dari cerobong di atas silinder mesinnya.

Adalah lokomotif uap seri D14 bernomor 10 yang menjadi pusat perhatian pegawai PT KAI dan awak media di Lempuyangan pagi itu.

Jam belum menunjukkan pukul 09.00 namun sosok hitam mengkilat itu sudah ramai dikerumuni.

Tak sedikit yang menjadikannya sebagai obyek swafoto.

Sementara itu, beberapa petugas berseragam biru tua dan oranye nampak sibuk memeriksa beberapa komponon lokomotif hitam itu.

Satu diantaranya adalah Suharyanto, Koordinator Restorasi Lok Uap.

Ia nampak memeriksa kabin masinis, roda, hingga tuas kopel.

Mengendalikan apalagi menghidupkan lokomotif uap bukanlah perkara mudah karena banyaknya komponen yang harus diawasi.

Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan

Ia dan timnya merupakan sosok penting di balik hidupnya kembali lokomotif yang setelah pensiun pada akhir 1970an menghuni Museum Transportasi di Jakarta ini.

"Proses restorasinya selesai November 2019 kemarin di Balai Yasa Yogyakarta. Hari ini akan kita kirim ke Purwosari. Karena kalau ditarik alatnya tidak ada, maka diputuskan untuk dikirim lewat rel," katanya kepada awak media.

Untuk antisipasi bila ada masalah, lanjut Suharyanto, jajaran PT KAI juga menyiagakan satu unit Track Motor Car (TMC) buatan Jepang untuk mengawal perjalanan. 

"Namanya juga lokomotif yang sudah tua. Walau sudah direstorasi, namun tetap disiagakan TMC untuk bersiaga di sepanjang perjalanan," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Purwanto menjelaskan, dikirimnya loko uap melalui jalur rel Yogya-Solo ini juga menjadi catatan tersendiri.

Kisah Pria di Semarang Hanya Pingsan Meski Disambar Kereta Api, Korban Diduga Dalam Kondisi Mabuk

"Sudah cukup lama, puluhan tahun sepertinya, jalur rel Yogya-Solo ini tidak dilewati loko uap. Namun hari ini, lok uap akan lewat lagi. Kita kirim lokomotif ini ke Solo untuk melayani KA Jaladara. Secara teknis. loko sudah memenuhi syarat dan siap jalan," paparnya.

Tepat pukul 09.25, iring-iringan Lokomotif uap D14 dengan menggandeng TMC di belakangnya beranjak dari jalur 5 stasiun Lempuyangan.

Asap hitam dari cerobong dan uap putih dari seruling lokomotif yang berbunyi menarik perhatian masyarakat yang berhenti di perlintasan.

Nampak pula belasan pecinta kereta api mengabadikan momen ini baik melalui foto maupun video.

Mengingat usia dan kondisinya, lokomotif uap ini berjalan rata-rata 25 km/jam saja. Juga, loko berhenti di banyak titik di sepanjang jalan sekedar untuk memeriksa komponen.

Tiket Kereta Api Terjual 59 persen, PT KAI Minta Penumpang Jangan Datang Mepet

Stasiun Maguwo, Brambanan, dan Srowot pun disinggahi.

Beberapa kali pula KA ini berhenti cukup lama untuk memberi jalan kereta api jarak jauh maupun lokal untuk menyusul.

Ketika tiba di stasiun Klaten, nampak satu truk tangki dan tumpukan kayu dipersiapkan di lapangan di selatan Stasiun.

Lokomotif yang tiba diarahkan masuk ke jalur di dekat lapangan.

Sementara itu para penumpang yang ada di stasiun juga nampak heran dengan pemandangan tak biasa ini.

Beberapa mengabadikan kejadian ini dengan ponsel pintarnya.

Stasiun Klaten, bukanlah perhentian yang biasa.

Kayu dan truk tangki tadi dipersiapkan untuk menambah bahan bakar lokomotif.

Catat! Ini Perubahan Jadwal Terbaru Kereta Api Mulai 1 Desember 2019

Terang saja, ketika berhenti, para pegawai segera menaikan kayu ke kabin dan bak penyimpanan di belakang tungku api.

Sementara itu petugas yang lain mengisi air dengan selang ke tangki yang ada di sisi kanan boiler loko.

Hanya saja, hasil pengamatan para kru menunjukkan adanya potensi gangguan.

Karenanya, meski bisa berjalan sendiri, mulai dari Klaten, loko ini akan dibantu didorong oleh TMC hingga ke Purwosari.

Berkurangnya asap hitam dan semburan uap putih tak mengurangi antusiasme para pecinta kereta api dan masyarakat di sekitar jalur rel.

Iringan loko yang bergerak cukup pelan menjadi obyek foto.

Selepas stasiun Klaten, Loko uap berhenti di stasiun Ceper, kemudian Delanggu.

Beberapa perhentian cukup lama karena memberi jalan kembali untuk beberapa KA reguler yang bisa memacu kecepatannya.

Viral Video Kereta Api Berhenti di Perlintasan karena Masinis Jajan, Terungkap Kejadian Sebenarnya

Beberapa saat setelah diberangkatkan dari stasiun Delanggu, tepatnya di kawasan Tegalgondo, hujan deras mulai mengguyur.

Namun demikian, hal ini tak mempengaruhi perjalanan istimewa ini.

Setelah berhenti sejenak di stasiun Gawok, lokomotif kembali merayap perlahan.

Jam menunjukkan pukul 15.35 ketika lokomotif ini melaju perlahan memasuki jalur 1 stasiun Purwosari di Surakarta.

Puluhan awak media dan petugas dari Pemkot Surakarta telah menunggu.

Segera saja lokomotif calon penghuni dipo Purwosari ini menjadi buruan wartawan dan calon penumpang kereta api di stasiun.

Dalam waktu dekat, loko ini akan melayani wisatawan di kota Solo.

(TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved