Jawa
Masterplan Selesai, BOB Kebut Pengembangan Kawasan Super Prioritas Borobudur
Badan Otorita Borobudur (BOB) membuat langkah strategis guna mengembangkan Kawasan Destinasi Super Prioritas Borobudur.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Selain kegiatan otoritatif, pihak BOB juga melakukan pendekatan dan bimtek kepada lingkungan sekitar.
Pendampingan dilaksanakan di desa sekitar, supaya saat dilaksanakan pembangunan, masyarakat sudah siap dan menangkap peluang yang ada.
Dengan begitu, masyarakat juga dapat menerima manfaat dari pengelolaan kawasan tersebut.
"Kami juga melakukan pendampingan kepada KemenPUPR dalam melakukan revisi tata ruang. Di tiga Kabupaten, Kulonprogo, Purworejo, dan Magelang, yang menjadi selimut kawasan BOB. Di sana, tata ruangnya diperbaiki supaya bisa menerima pembangunan besar di kawasan otoritatif, supaya sinkron dengan lingkungan," kata Juanita.
• Empat Gerbang Utama Borobudur Ber-ikon Singa, Gajah, Kalpataru & Samudera Raksa Dibangun Tahun ini
Meski kawasan yang akan dikelola cukup luas, tetapi ada banyak sekali areal yang memiliki posisi yang sulit untuk dibangun bangunan masif.
BOB pun memutar otak dengan memanfaatkan areal tersebut untuk kegiatan yang bersifat atraksi wisata.
"Ada banyak sekali areal pada posisinya sulit dibangun untuk bangunan masif, sehingga kita gunakan untuk kegiatan atraksi. Seperti pada bulan Maret 2020 ini, kami menggelar acara atau event internasional, Downhill Enduro untuk sepeda. Memang tempat kita masih hutan, tetapi karena seperti itu jadinya menarik untuk jadi event pertama di DIY dan Jateng," katanya.
Keberadaan bandara baru NYIA ini diharapkan dapat membawa dampak kepada pengembangan kawasan super prioritas.
Tamu yang datang dapat terserap ke dalam kawasan. Kunjungan lebih banyak. Lama tinggal wisatawan meningkat.
"Dengan adanya airport, kapasitasnya besar sekali. Berarti kita punya peluang penyerapan yang tinggi. Ke depan, kita mesti memikirkan keterpaduan antara DIY dan Jateng. Jadi begitu tamu turun di airport, keluarnya kemana saja, harus terserap. Tak hanya akomodasi, termasuk juga kulinernya, infrastruktur dasar, air listrik, jalur jalan harus dikoordinasikan. Maka kami sangat memerlukan integratted tourism masterplan untuk dua provinsi tersebut," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinung Nugroho, mengatakan, pihaknya mendukung pengembangan Kawasan Destinasi Super Prioritas Borobudur.
Dukungan dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah pengembangan desa wisata.
"Kami mendukung pengembangan kawasan Borobudur. Salah satunya nanti kita akan mengembangkan desa wisata yang ada di Borobudur, sehingga dapat menambah kunjungan dan lama tinggal wisatawan," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)