Pencegahan Corona di Yogyakarta
BREAKING NEWS : RSUP Dr Sardjto Bantah Adanya Pasien Pengidap Virus Corona
Beredarnya informasi di media sosial Twitter tentang adanya neo corona virus (2019-nCov) di RSUP Dr Sardjito tidak terbukti kebenarannya.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beredarnya informasi di media sosial Twitter tentang adanya neo corona virus (2019-nCov) di RSUP Dr Sardjito pada Senin (27/1/2020) tidak terbukti kebenarannya.
Hal tersebut ditegaskan oleh pihak RSUP Dr Sardjito jika pasien tidak terindikasi neo corona virus ini.
Kepala bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan memaparkan dalam jumpa pers, Selasa (28/1/2020) bahwa pasien ini hanya memeriksakan dirinya setelah ia pulang bepergian dari Hainan.
"Yang terjadi sesungguhnya adalah pasien yang datang, sudah tiga hari lebih kondisinya tidak mengalami masalah apa pun. Dia hanya ingin check up. Hari Sabtu dia datang dari Hainan bukan dari Wuhan. Kondisi klinisnya pun baik. Sehingga dalam kapasitas ini dia ingin melakukan check up," jelasnya.
• Marak Virus Corona, Pemkab Bantul Pantau Kuliner yang Sajikan Kelelawar
Lebih lanjut Banu menjelaskan, pasien ini datang ke RSUP Dr Sardjito pada Senin kemarin sekitar pukul 14.00.
Ia pun menjalani pemeriksaan dan sorenya langsung diperbolehkan pulang karena tak terindikasi neo corona virus ini.
"Kemarin ada satu yang langsung diperikasa tapi langsung pulang. Dia masuk sekitar jam 14.00 kita periksa, dan memang butuh waktu agak lama, sekitar jam 16.30 sudah boleh pulang. Kondisi klinisnya baik tidak ada gejala corona virus," ungkapnya.
Pihaknya pun siap memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat luas.
Ia juga menekankan, masyarakat boleh saja konsultasi jika ada indikasi terkena virus ini.
• 5 Tahap Mudah Tutorial Skincare Morning Routine, Jaga Kulit Wajah Agar Sehat Sedari Pagi
"Dikonsulkan dulu bukan langsung dirujuk. Kalau ada indikasi dan memang kasusnya agak berat ada pneumoni dan sebagainya, baru. Selama kondisi hanya panas atau flu biasa tidak perlu dirujuk," tuturnya.
Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak terlalu resah.
"Jangan sampai terjadi keresahan di masyarakat. Baru batuk pilek sedikit, wah jangan-jangan kena virus, jangan sampai seperti itu. Masyarakat tetap tenang, tidak perlu terlalu khawatir. Virus ini pastinya hanya bersinggungan dengan Wuhan saja," ungkapnya.
Sementara itu, dr Munawarman Ghani Sp.PD(KP) menjelaskan, neo corona virus ini memiliki masa inkubasi masuknya virus hingga timbul gejala yakni 2-14 hari.
"Jadi kalau sudah lebih dari dua minggu dari Wuhan, kemudian ada pneumoni atau peradangan paru oleh mikro organismenya berarti dia bukan corona virus yang baru, karena masa inkubasinya hanya sampai 14 hari," terangnya.
• Sudah Lakukan Antisipasi Corona, Bupati Sleman Minta Warga Tak Perlu Resah
Lanjutnya, pada angka kematian dilaporkan lebih kecil dibanding MERS dan SARS yang sama-sama disebabkan oleh corona virus.
