Gunungkidul
Satu dari 12 Suspect Anthraks di Gunungkidul Meninggal Dunia
Kesebelas suspect anthraks tersebut bertempat tinggal di Desa Gombang, sedangkan satu orang lagi berasal dari Kecamatan Semanu.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
"Kami juga mengambil sampel tanah di beberapa tempat total ada sebanyak 50 sampel tanah yang kami kirim seperti sampel tanah seperti Semanu, Nglipar, Karangmojo," katanya.
Bambang menegaskan, saat ini surat edaran bupati sudah keluar yang berisi larangan mengkonsumsi daging dari hewan yang mati mendadak atau sekarat karena terkena penyakit.
"Surat edaran juga berisi larangan untuk menjual belikan hewan ternak yang mati atau terkena penyakit," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Supriyanto membenarkan bahwa warganya ada yang meninggal dunia dan ada beberapa hewan ternak yang mengalami mati mendadak dan belum diketahui penyebabnya.
"Ada satu ekor sapi yang hampir mati lalu disembelih warga dan dagingnya dibagikan oleh warga lalu dua sapi yang mati lainnya dikubur," katanya.
Satu diantara warga Desa Gombang Supriyadi menceritakan awalnya di desa tersebut ada yang membeli seekor Kambing.
Lalu Kambing tiba-tiba mati mendadak dan disembelih oleh warga, kemudian daging dibagi-bagikan ke satu RT.
Lalu beberapa hari setelah itu sapi milik suspect anthraks yang meninggal dunia sakit. Belum sampai mati, sapi tersebut disembelih dan dagingnya dibagi-bagi untuk satu dusun.
"Kebanyakan yang kena itu, yang ikut memotong daging jadi memang kontak langsung dengan sapi dan kambing tersebut. Daging tersebut dibagi ke dua dusun, dan makan semua (daging)," katanya.
Namun, Sampung Supriyadi dirinya menaruh curiga dengan sapi dan kambing yang mati mendadak lalu dirinya bersama warga dusunnya memasak daging tersebut tanpa menyentuhnya.
"Kalau saya tanpa menyentuh daging itu, saya masak di pawon (dapur) kayu dengan waktu berjam-jam," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)