Gunungkidul

Satu dari 12 Suspect Anthraks di Gunungkidul Meninggal Dunia

Kesebelas suspect anthraks tersebut bertempat tinggal di Desa Gombang, sedangkan satu orang lagi berasal dari Kecamatan Semanu.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
weeklytimesnow.com.au
ilustrasi Anthrax 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari Dinas Pertanian dan Pangan terkait dengan adanya hewan ternak yang mati karena penyakit.

"Setelah mendapatkan laporan tersebut kami langsung turun ke lapangan, kami ada tim One Health. One Health ini adalah tim lintas sektoral dengan leading sektor kesehatan kami langsung melakukan penelurusan, penelusuran tersebut menyasar ke masyarakat yang kontak langsung dengan hewan ternak yang mati mendadak," paparnya.

Lanjutnya saat ini Dinkes Gunungkidul telah mengambil sampel darah pada 41 orang yang dikirim ke laboratorium untuk diuji.

"Sampel darah dikirim ke Bogor. Memang perlu ketelitian untuk melakukan uji sampel darah ini," katanya.

Dewi menuturkan, saat ditemukan suspect anthraks pihaknya melakukan pemantauan selama 2 kali 60 hari untuk memastikan tidak ada keluhan dari masyarakat.

"Cara penanganan kami memang seolah-olah sudah positif anthraks. Selain mengirim sampel darah kami juga memberikan antibiotik kepada 540 orang di Dusun Ngrejek Kulon dan Ngrejek Wetan," katanya.

Ia mengatakan, jika ada seseorang yang terkena anthraks masih bisa disembuhkan yaitu dengan pemberian antibiotik.

"Antibiotik diminum bisa digunakan kepada yang terkena di bagian kulit dan juga yang sudah masuk kedalam tubuh. Antibiotik tersebut sudah tersedia di Puskesmas-puskesmas Gunungkidul dan harganya murah," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Bambang Wisnu Broto menuturkan di Desa Gombang dilaporkan ada kejadian hewan ternak mati mendadak. Hewan ternak tersebut berjenis Sapi dan Kambing. Jumlah hewan ternak yang mati mendadak sebanyak 6 Kambing dan 3 Sapi.

"Kami sudah ambil langkah-langkah pencegahan dan pengendalian, seperti kami memberikan desinfektan di tempat-tempat kejadian hewan ternak mati. Langkah kedua kami sudah melakukan antibiotik dengan penyuntikan, lalu yang ketiga kita sudah lakukan koordinasi dengan One Health Gunungkidul," paparnya.

Untuk menanggulangi menyebarnya Anthraks pihaknya menerjunkan sebanyak 50 personel yang terdiri dari dokter, paramedis, dan inseminator.

"Desinfektan berupa formalin diberikan sebanyak 50 liter, pemberian desinfektan difokuskan di Gombang," ucapnya.

Saat disinggung adakah keterkaitan kasus hewan mendadak dengan kasus anthraks di Bejiharjo pihaknya belum mengetahui secara pasti.

"Hingga saat ini kami masih melakukan pemantauan di Bejiharjo, hewan ternak kan juga bisa dari luar Gunungkidul," imbuhnya.

Lanjut Bambang saat ini hewan yang mati mendadak masih berstatus suspect karena hingga saat ini hasil laboratorium belum keluar.

Antisipasi Anthrax, DPPKP Awasi Distribusi Hewan ke Wilayah Bantul

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved