Yogyakarta
BPBD DIY Minta Masyarakat Waspada Bencana Banjir dan Longsor
BMKG memprediksi dari tanggal 1 hingga 7 Januari ke depan dimungkinkan terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Dia memaparkan, untuk logistik yang disiapkan oleh BPBD DIY diantaranya adalah sebanyak 600 bronjong yang belum disalurkan ke kabupaten dan kota.
Selain itu adalah paket makanan sebanyak 254 macam berupa sarden, minyak goreng, gula pasir, teh celup dan kecap.
Pihaknya juga menyiapkan mie instan sebanyak 1524 kardus.
• Hadapi Potensi Cuaca Ekstrem, Pemkab Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat
Untuk seng disiapkan sebanyak 1.100 lembar, kemudian 100 terpal, 6.000 karung pasir, 411 selimut, 182 matras, 92 family kit, 151 tikar, dan 61 bed file.
Dia juga meminta semua komponem penanggulangan bencana di DIY, yakni Tim Siaga Bencana Destana, TAGANA, SAR DIY, Relawan , Forum PRB dan komunitas untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan terutama di lokasi-lokasi rawan banjir, banjir bandang dan tanah longsor di daerah masing-masing.
“Peristiwa dampak Siklon Cempaka 2017 dan cuaca ekstrem 2018 diharapkan jadi referensi dalam meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Ikuti terus informasi perkembangan cuaca dan informasi kebencanaan dari BPBD Provinsi/kabupaten/kota dan dari jaringan komunikasi yang bisa dipercaya,” urainya.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menyebutkan, warga juga diminta untuk bersiapsiaga jika terjadi banjir. Hal ini karena daerah yang sering dilanda banjir adalah code ke arah selatan. Beberapa hal yang penting untuk diselamatkan diantaranya adalah dokumen ijazah dan surat-surat penting lainnya.
• BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Landa DIY, BPBD Kota Yogya Siapkan Antisipasi
“Terkait kemungkinan terjadinya banjir di wilayah tertentu, harapannya bisa memberikan pemahaman atau edukasi terhadap keluarga. Peristiwa di Jakarta meninggal dunia karena tersengat listrik merupakan antisipasi agar semua warga diberi pemahaman tentang air yang meninggi,” ujarnya.
Paku Alam X mengatakan, hujan terjadi pada puncaknya sekitar Januari, Februari sampai Maret.
Untuk itu, kepada OPD Pemda telah menyampaikan penanganan kesiapsiagaan banjir.
Hal ini pun bukan sepenuhnya tugas pemerintah belaka
“Bagaimana peran serta warga dan keterlibatan warga diperlukan karena keterbatasan personel dan keterbatasan lainnya. Tetapi, ini juga tidak kemudian menjadi alasan untuk tidak bertanggung jawab,” paparnya. (TRIBUNJOGJA.COM)