Bantul

Hadapi Potensi Cuaca Ekstrem, Pemkab Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat

Pemkab Bantul secara resmi menetapkan status siaga darurat menghadapi potensi cuaca ekstrem di daerahnya pada 1-7 Januari mendatang.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul secara resmi menetapkan status siaga darurat menghadapi potensi cuaca ekstrem di daerahnya pada 1-7 Januari mendatang.

Berbagai langkah antisipasi pun telah disiapkan hingga sejauh ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY memperediksi, satu pekan ke depan, ada potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.

Yakni, curah hujan dengan intensitas lebat yang dimungkinkan disertai kilat, atau petir, hingga angin kencang.

BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Landa DIY, BPBD Kota Yogya Siapkan Antisipasi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto mengungkapkan, status itu mulai ditetapkan pihaknya, sejak memasuki musim penghujan.

Sehingga, jika bencana datang sewaktu-waktu, segalanya sudah siap.

"Kita sudah buat 20 pos pantau, itu juga langkah kami dalam mitigasi bencana. Jadi, kalau setiap saat turun hujan dan permukaan air sungai meninggi, kita bisa langsung antisipasi," katanya, Kamis (2/1/2020).

Karena itu, ia pun menjalin komunikasi intensif dengan pemangku kebijakan di Kota Yogyakarta dan Sleman, dalam upaya mitigasi.

Tutorial Super Mudah Menghilangkan Kantong Mata

Dengan harapan, ketika ada potensi luapan dari atas, pihaknya dapat segera memberi peringatan kepada masyarakat.

"Jadi, kita tahu saat dirasa akan terjadi sesuatu yang lebih parah, kita sampaikan informasi kepada warga, agar segera melakukan evakuasi sementara, jangan sampai bencana banjir seperti di Jabodetabek itu terjadi di Bantul ya," ungkapnya. 

Sesuai data yang dirilis oleh BMKG DIY, beberapa titik rawan bencana di Bantul sepanjang musim penghujan ini antara lain meliputi Kecamatan Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Piyungan, Jetis, Imogiri, Dlingo, Srandakan, Saden dan Kretek.

"Kalau kita melihat fenomena alam sekarang, seperti hujan deras kemarin itu, yang paling diwaspadai kan daerah aliran sungai yang ada di sisi timur. Apalagi, kondisi di atas kan hujan cukup ekstrem, sehingga kerawanannya semakin tinggi," cetus Dwi.

Kisah Anjing Terjebak Banjir Jakarta Dua Jam dengan Kondisi Diikat, Akhirnya Diselamatkan Damkar

Sayangnya, walaupun imbauan kepada masyarakat di zona merah sudah cukup gencar, masih banyak warga yang tak menggubris.

Padahal, lanjutnya, pengalaman bencana yang melanda Bumi Projo Tamansari pada 2017 dan 2019 silam, bisa dijadikan pelajaran.

"Kalau nanti tidak mau mengungsi sementara, ya mau tidak mau ada sedikit pemaksaan. Jangan sampai kita yang disalahkan. Dari BMKG juga telah menyampaikan, ada potensi cuaca ekstrem di sepanjang Januari ini, kita tidak boleh gagap," tegasnya.

"Pokoknya, kalau terjadi hujan dengan durasi panjang, masyarakat harus pantau lingkungannya. Jika merasa rawan, harus segera mengungsi, sembari menunggu cuaca kembali normal. Petugas kami sudah standby ya, di zona merah," pungkas Dwi. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved