Kulon Progo
BOB Janji Libatkan Masyarakat Kembangkan Pariwisata Menoreh
Lembaga di bawah Kementerian Pariwisata itu berjanji akan melibatkan potensi dari masyarakat di sekitarnya.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Lahan seluas 309 hektare di kawasan perbukitan Menoreh akan dikembangkan Badan Otorita Borobudur (BOB) hingga 2042 mendatang sebagai bagian dari destinasi pariwisata.
Lembaga di bawah Kementerian Pariwisata itu berjanji akan melibatkan potensi dari masyarakat di sekitarnya.
Ratusan hektare lahan itu membentang di tiga wilayah kabupaten yakni Magelang dan Purworejo (Jawa Tengah) serta Kulon Progo (DI Yogyakarta).
Lahan ini menjadi bagian dari wilayah otoritatif BOB sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo.
Semula, lahan tersebut dikelola oleh PT Perhutani dan kini dijadikan wana wisata.
• Tim Percepatan Segera Bentuk Badan Otorita Borobudur
Direktur Keuangan Umum dan Komunikasi Publik, BOB, Sigit Widiyanto mengatakan bahwa pihaknya sudah menyusun rencana induk (masterplan) pengembangan zona otorita tersebut dan menjadi panduan dalam membuat rencana aksi di 2020-2021.
BOB berkomitmen untuk menjamin keikutsertaan warga masyarakat dalam pengembangan kawasan otoritatif di wilayah Kulonprogo.
Di antaranya dengan pembangunan kawasan wisata Gunung Jaran dengan pengelolaan Desa Wisata Nglinggo di Samigaluh.
Dalam waktu dekat, BOB akan membangun gardu pandang di Gunung Jaran sebagai fasilitas wisatawan unutk melihat Candi Borobudur dari ketinggian.
Masyarakat juga akan diikutsertakan dalam pengembangan dan pengelolaan hutan pinus seluas 2 hektare.
"Pekerjaan yang ditekuni warga selama ini bahkan bisa menjadi atraksi wisata yang menarik. Misal, aktivitas penyadapan getah pinus. Atraksi kesenian dan budaya masyarakat akan lebih hidup,"kata Sigit, Rabu (27/11/2019) saat berjumpa dengan jurnalis di Kulon Progo.
• Target Pembentukan Badan Otoritas Sumbu Filosofis Paling Lambat Tahun 2022
Menurutnya, apa saja potensi dari masyarakat sekitar yang laik digarap akan dimaksimalkan sembari menanti partisipasi aktif UMKM setempat.
Masyarakat akan menjadibagian dari suplai tenaga kerja saat pembangunan fisik hingga masa beroperasinya kawasan itu sehingga bisa menjadi tujuan wisata yang ramai.
Pihaknya juga optimistis, pembangunan infrastruktur seperti akses jalan masuk, air, dan listrik akan terealisasi dalam 3-5 tahun ke depan sebagai daya dukung kawasan.
DItambahkan Direktur Pemasaran Pariwisata BOB, Agus Rochiyardi, tidak bisa dipungkiri lakawasan tersebut sangat memungkinkan untuk pengembangan resort, hotel, maupun restoran sebagai akomodasi wisatan sehingga warga setempat bisa mendapat manfaatnya darinya.
BOB saat ini sudah mengembangkan program Glamourous Camping (GLamping) De Loano di kawasan perbatasan Purworejo-Kulon Progo itu dan menjadi etalase pariwisata untuk mengundang investor.
Jika terkelola dengan baik, peluang akan hadir bagi warga dari sisi tenaga kerja maupun kemanfaatan lainnya.
"Ini salah satu tugas BOB yang tentu butuh sinergi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya,"kata dia.(TRIBUNJOGJA.COM)