Yogyakarta
PBMY Dukung Becak Kayuh dengan Tenaga Alternatif, Asalkan Sparepart Murah
Namun, mereka meminta agar becak kayuh ini tetap mengedepankan ekonomi rakyat dan harga sparepartnya pun tidak mahal.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para pengemudi becak motor (Betor) yang tergabung dalam PBMY mengaku mendukung langkah pemerintah untuk becak kayuh dengan tenaga penguat alternatif.
Namun, mereka meminta agar becak kayuh ini tetap mengedepankan ekonomi rakyat dan harga sparepartnya pun tidak mahal.
“Kami sepakat menerima, asal harganya tidak mahal, cari sparepart mudah, ramah lingkungan kami mau dibantu untuk ganti ke becak listrik,” ujar Ketua Umum PBMY, Parmin, usai audiensi di gedung DPRD DIY, Selasa (26/11/2019).
• Konversi Becak Motor Jadi Becak Kayuh Bertenaga Alternatif Dapat Lampu Hijau
Parmin membenarkan jika ada dua becak prototype yang dipinjamkan ke PBMY.
Tetapi, memang dari becak ini beberapa sparepartnya sangat mahal.
Dia mencontohkan harga akinya mencapai Rp 400 ribu dan itu dirasakan memberatkan anggota PBMY.
“Harus ada uji coba dulu asalkan tidak merepotkan, ramah lingkungan. Dua Prototype saya kira untuk masalahnya belum seratus persen kami terima. Harga onderdil mahal,” jelasnya.
Bambang, sesepuh PBMY mengakui jika becak kayuh dengan tenaga alternatif ini harus disederhanakan pemerintah. Jika memang ada konversi, harus memperhatikan benar kondisi para tukang becak ini. Dia pun mengatakan, para pengemudi bentor meminta perlakuan yang sama dengan transportasi lain.
Terpinggirkan
Ratusan anggota PBMY pun mengadakan audiensi dengan DPRD DIY dan Dishub DIY dan Dishub Kota Yogya.
Mereka mengaku persaingan transportasi semakin ketat dengan munculnya transportasi online.
Karenanya mereka berharap DPRD DIY dan Pemda DIY bisa mencari solusi atas permasalahan PBMY.
• Balada Tukang Becak di Bantul, Berangkat Narik Sejak Pagi Demi Menjemput Rezeki
Ratusan pengemudi bentor mendatangani Kantor DPRD DIY.
Massa yang tergabung dalam PBMY ini menuntut persamaan hak dengan transportasi lain.