Lucy Si Manusia Purba Tertua

UGM Koleksi Fosil Manusia Purba Tertua di Luar Afrika, Temuan di Wringinanom Gresik Jatim

Analisisnya menunjukkan ada indikasi kuat keberadaan Homo erectus di wilayah itu, melengkapi berbagai temuan fosil flora dan fauna purba.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
WKSU.org
Mengenal Lucy, Manusia Purba Tertua Temuan Donald Johanson di Lembah Hadar Ethiopia 

Spesimen fosil Lucy itu terdiri komponen tengkorak, rahang bawah, tulang anggota badan (tangan dan kaki), tulang belakang, rusuk, dan tulang pinggul.

Berdasar ciri-cirinya, jenis kelamin individu itu perempuan dewasa muda. Tingginya sekitar 1,2 meter. Total fosil Australopithecus avarensi yang ditemukan saat ini 142 individu.

Mereka ditemukan di Lembah Hadar dan Laetoli di Tanzania, Afrika. Jumlah komponen terdiri 324 spesimen.

Volume otak makhluk ini tergolong keci, 425 cc, mula relative besar dan menonjol, leher kuat dengan perkembangan otot nyata.

Tangan panjang dan kaki pendek menunjukkan individu yang luar biasa kuat sebanding ukurannya. Dari cirri tulang pinggul; dan tulang paha, menunjukkan makhluk ini telah berjalan tegak dan bipedal.

Para ahli menurut Harry Widianto setuju Australopithecus avarensis merupakan percabangan pertama dari kera ke manusia.

Ini sesuai terori evolusi Charles Darwin, yang menyebutkan manusia dan kera Afrika diturunkan dari  nenek moyang yang mendahului keduanya hingga 4 juta tahun sebelumnya.

Penemuan Lucy dianggap mampu menjawab misteri besar evolusi manusia. Dikutip dari Cleveland.com, Yohanes Haile Selassie, Lucy merupakan simbol istimewa negaranya.

Selassie dikenal sebagai ahli dan peneliti manusia purba. “Lucy ikon tanah kami. Dia tak pernah kehilangan nilai sebagai spesimen paling penting manusia paling awal,” kata profesor asal Ethiopia ini.

Pada pagi hari 24 November 1974, di dekat Sungai Awash, Lembah Hadar, Johanson bergabung dengan mahasiswa pascasarjana Tom Gray untuk mencari fosil tulang di area tersebut.

Donald Johanson dan Tom Gray menghabiskan dua jam di dataran yang semakin panas dan gersang, mengamati medan yang berdebu.

Suatu ketika, Johanson memutuskan melihat bagian bawah dari celah kecil yang telah diperiksa setidaknya dua kali sebelumnya oleh pekerja lain.

Pada pandangan pertama tidak ada yang langsung terlihat. Tetapi ketika mereka berbalik, Johanson menatap sebuah fragmen fosil tulang lengan tergeletak di lereng.

Di dekatnya tergeletak pecahan dari belakang tengkorak kecil. Mereka memperhatikan bagian tulang paha (tulang paha) beberapa kaki (sekitar satu meter) jauhnya.

Ketika mereka mengeksplorasi lebih jauh, mereka menemukan semakin banyak tulang di lereng, termasuk tulang belakang, bagian panggul, tulang rusuk, dan potongan rahang.

Mereka menandai tempat itu dan kembali ke kemah, bersemangat menemukan begitu banyak keping yang tampaknya dari satu hominin individu.

Itulah komponen-komponen specimen fosil individu yang kemudian tenar hingga saat ini bernama Lucy dari Lembah Hadar, Ethiopia.(Tribunjogja.com/ Setya KS)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved