Lucy Si Manusia Purba Tertua

UGM Koleksi Fosil Manusia Purba Tertua di Luar Afrika, Temuan di Wringinanom Gresik Jatim

Analisisnya menunjukkan ada indikasi kuat keberadaan Homo erectus di wilayah itu, melengkapi berbagai temuan fosil flora dan fauna purba.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
WKSU.org
Mengenal Lucy, Manusia Purba Tertua Temuan Donald Johanson di Lembah Hadar Ethiopia 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Laboratorium Bio-Paleoantropologi FK KMK UGM mengoleksi spesimen fosil manusia purba tertua di Indonesia.

Fosil temuan di situs Wringinanom, Gresik, Jawa Timur ini juga diklaim sebagai spesimen fosil manusia purba tertua di luar benua Afrika. Usianya diperkirakan 1,9 tahun.

Mengenal Lucy, Manusia Purba Tertua Temuan Donald Johanson di Lembah Hadar Ethiopia

Informasi ini diungkapkan paleoantropolog UGM, Rusyad Adi Suryanto, kepada Tribunjogja.com, Senin (25/11/2019) pagi ini WIB.

JOHANSON - Donald C Johanson, penemu fosil Lucy dari Ethiopia saat mengunjungi Lab Paleoantropologi FK KMK UGM, beberapa waktu lalu, ditemui Rusyad Adi Suryanto (baju batik)
JOHANSON - Donald C Johanson, penemu fosil Lucy dari Ethiopia saat mengunjungi Lab Paleoantropologi FK KMK UGM, beberapa waktu lalu, ditemui Rusyad Adi Suryanto (baju batik) (Koleksi Rusyad untuk Tribunjogja.com)

Rusyad dihubungi terkait #humanoriginday yang jatuh 24 November, dan kebetulan beberapa waktu lalu ia pernah dikunjungi Donald C Johanson.

Pakar di Arizona State University AS ini penemu Lucy, individu hominin tertua di dunia berusia 3,2 juta tahun.

Di matanya, Don Johanson seorang peneliti yang serius. Pria Swedia yang bekerja di Arizona State University ini bersemangat meneliti asal usul spesies manusia.

“Saat bertemu di lab UGM, beliau sangat antusias, karena 1/3 jumlah fosil Homo erectus di dunia ada di lab kami,” kata Rusyad.

“Koleksi kami dari Homo erectus tertua hingga yang termuda. Dari Homo erectus robustus, Homo erectus erectus, dan Homo erectus Soloensis,” lanjutnya.

Mengenal Lucy, Manusia Purba Tertua Temuan Donald Johanson di Lembah Hadar Ethiopia
Lucy, Manusia Purba Tertua Temuan Donald Johanson di Lembah Hadar Ethiopia (WKSU.org)

“Paling tua Homo erectus robustus dari Wringinanom, Gresik, yang dulu dikenal Pithecantropus mojokertensi,” ujar paleoantropolog yang sudah menjelajah berbagai tempat meneliti kehidupan prasejarah ini.

“Fosil ini berupa atap tengkorak tanpa wajah bawah seorang anak berusia sekitar 2-6 tahun. Umur kepurbaannya termasuk tertua di luar Afrika, yakni 1,9 juta tahun,” katanya.

Homo erectus dari Afrika menurut Rusyad, ada yang umur kepurbaannya sekitar 2 juta tahun.

Lab Bio Paleoantopologi UGM juga mengkonservasi fosil Homo erectus soloensis yang termuda.

Individu hominin itu usia kehidupannya jelang masuk masa Holosen yang semua fosilnya ditemukan di situs Ngandong, Blora.

Penemuan Spektakuler! Manusia Purba Bumiayu Ini Jauh Lebih Tua dari Temuan Hominid Sangiran

“Semua ini sangat penting untuk mengaitkan temuan Don Johanson yang beraal dari genus Australopithecus, menjelajahi asal usul dan persebarannya di luar Afrika,” lanjut Rusyad.

Bagi Rusyad, masih banyak pertanyaan dan menjadi misteri tentang hubungan Australopithecus dengan Homo erectus yang tertua.

“Tentu harus kita pahami semua makhluk hidup diadwarkan (terurai) oleh alam. Sebagian kecil saja yang tersisa menjadi fosil karena proses geologis,” jelasnya.

Inilah Kapak-kapak Genggam Buatan Manusia Purba Jazirah Arab

Sebagian kecil menurut Rusyad, berupa fosil fragmenter atau terpecah-pecah dan tersebar. Ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi membantu mengidentifikasinya secara lebih akurat.

“Dating absolute (pertanggalan absolute) menggunakan radioaktif untuk mengetahui umurnya. Serta pemindaian 3D untuk memahami morfologi permukaan dan internalnya,” kata pengajar di UGM ini.

“Berangkat dari sini para paleoantropolog termasuk Don Johanson antusias mengabarkan asal usul manusia kepada khalayak,” imbuh Rusyad.

Rusyad Adi Suryanto dalam kajian terakhir ikut menganalisis temuan fragmen fosil komponen tulang diduga berasal dari individu hominin di wilayah Banjarejo, Grobogan, Jateng.

Meski belum lengkap dan sempurna, analisisnya menunjukkan ada indikasi kuat keberadaan Homo erectus di wilayah itu, melengkapi berbagai temuan fosil flora dan fauna purba.

Menurut Rusyad, terkait Lucy, para ahli prasejarah di dunia sepakat dan bisa menerima hominin itu sebagai temuan tertua hingga saat ini.

Para ahli juga sepakat dan bisa menerima Lucy atau Australopithecus avarensis dari Lembah Hadar Ethiopia merupakan makhluk di antara kera dan hominid.

Lucy merupakan makhluk di percabangan filogen karena sudah mampu berdiri tegak, dan berlokomasi bipedal seperti manusia.

Semula Johanson hendak member nama temuan itu dalam bahasa Ethiopia, dinqines atau dinkenesh, artinya “Yang Menakjubkan”.

Namun kalah tenar oleh nama Lucy, tembang Beatles yang berkumandang pada malam sesudah temuan sangat penting itu.

National Geographic pernah merilis hasil kajian seorang antropolog, John Kappelman dari Universitas Texas, mengungkap sebab kematian Lucy.

Lucy, perempuan muda Autralopithecus avarensi itu terjatuh dalam posisi telentang dari pohon, tempat ia hidup menghindar dari predator.

Hasil analisis fisik bagian tulang Lucy didapatkan menggunakan komputer tomografik. Secara fisik, kaki Lucy yang pendek sudah tidak seperti kaki kera yang cocok untuk memanjat.

Saat terjatuh dan mati itu, usia Lucy sekitar 15 tahun. Ia kemudian secara geologis terkonservasi dalam lapisan tanah hingga ditemukan Donald Johanson dan kawan-kawan.

Spesimen fosil Lucy itu terdiri komponen tengkorak, rahang bawah, tulang anggota badan (tangan dan kaki), tulang belakang, rusuk, dan tulang pinggul.

Berdasar ciri-cirinya, jenis kelamin individu itu perempuan dewasa muda. Tingginya sekitar 1,2 meter. Total fosil Australopithecus avarensi yang ditemukan saat ini 142 individu.

Mereka ditemukan di Lembah Hadar dan Laetoli di Tanzania, Afrika. Jumlah komponen terdiri 324 spesimen.

Volume otak makhluk ini tergolong keci, 425 cc, mula relative besar dan menonjol, leher kuat dengan perkembangan otot nyata.

Tangan panjang dan kaki pendek menunjukkan individu yang luar biasa kuat sebanding ukurannya. Dari cirri tulang pinggul; dan tulang paha, menunjukkan makhluk ini telah berjalan tegak dan bipedal.

Para ahli menurut Harry Widianto setuju Australopithecus avarensis merupakan percabangan pertama dari kera ke manusia.

Ini sesuai terori evolusi Charles Darwin, yang menyebutkan manusia dan kera Afrika diturunkan dari  nenek moyang yang mendahului keduanya hingga 4 juta tahun sebelumnya.

Penemuan Lucy dianggap mampu menjawab misteri besar evolusi manusia. Dikutip dari Cleveland.com, Yohanes Haile Selassie, Lucy merupakan simbol istimewa negaranya.

Selassie dikenal sebagai ahli dan peneliti manusia purba. “Lucy ikon tanah kami. Dia tak pernah kehilangan nilai sebagai spesimen paling penting manusia paling awal,” kata profesor asal Ethiopia ini.

Pada pagi hari 24 November 1974, di dekat Sungai Awash, Lembah Hadar, Johanson bergabung dengan mahasiswa pascasarjana Tom Gray untuk mencari fosil tulang di area tersebut.

Donald Johanson dan Tom Gray menghabiskan dua jam di dataran yang semakin panas dan gersang, mengamati medan yang berdebu.

Suatu ketika, Johanson memutuskan melihat bagian bawah dari celah kecil yang telah diperiksa setidaknya dua kali sebelumnya oleh pekerja lain.

Pada pandangan pertama tidak ada yang langsung terlihat. Tetapi ketika mereka berbalik, Johanson menatap sebuah fragmen fosil tulang lengan tergeletak di lereng.

Di dekatnya tergeletak pecahan dari belakang tengkorak kecil. Mereka memperhatikan bagian tulang paha (tulang paha) beberapa kaki (sekitar satu meter) jauhnya.

Ketika mereka mengeksplorasi lebih jauh, mereka menemukan semakin banyak tulang di lereng, termasuk tulang belakang, bagian panggul, tulang rusuk, dan potongan rahang.

Mereka menandai tempat itu dan kembali ke kemah, bersemangat menemukan begitu banyak keping yang tampaknya dari satu hominin individu.

Itulah komponen-komponen specimen fosil individu yang kemudian tenar hingga saat ini bernama Lucy dari Lembah Hadar, Ethiopia.(Tribunjogja.com/ Setya KS)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved