Bantul

Siswa SMKN 1 Pundong Ciptakan Alat Pendeteksi Longsor

Seorang siswa jurusan Teknik Audio Video (TAV) SMK Negeri 1 Pundong, Kabupaten Bantul, menciptakan alat pendeteksi gerakan tanah.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Alat pendeteksi tanah longsor karya siswa SMKN 1 Pundong dipasang di Padukuhan Blali, Desa Seloharjo Pundong Bantul. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang siswa jurusan Teknik Audio Video (TAV) SMK Negeri 1 Pundong, Kabupaten Bantul, menciptakan alat pendeteksi gerakan tanah.

Alat tersebut dirancang untuk mendeteksi ancaman bencana tanah longsor.

Alat yang kemudian dinamakan sirine longsor itu, dibuat oleh Agus Prakoso, siswa kelas XII SMKN 1 Pundong, dibantu oleh guru pembimbing, bernama Sumarwan.

Agus menjelaskan, alat pendeteksi gerakan tanah buatannya itu, didesain dengan sistem makro. Menggunakan komponen yang sangat sederhana.

Siswa MAN 1 Yogya Ciptakan Alat Pendeteksi Kualitas Telur Otomatis Berbasis Konveyor & Sensor Cahaya

"Sehingga ketika terjadi trouble, alat sederhana ini sangat mudah untuk diperbaiki," kata dia, Rabu (23/10/2019)

Alat pendeteksi gerakan tanah yang masuk dalam program teknologi tepat guna itu, oleh SMKN 1 Pundong, kemudian disumbangkan kepada masyarakat dipadukan Blali, Desa Seloharjo, Pundong.

Dipasang disebuah tebing, diharapkan dapat membantu masyarakat, mengantisipasi ancaman bencana tanah longsor.

Diterangkan Agus, komponen alat pendeteksi gerakan tanah memanfaatkan panel tenaga surya untuk menangkap daya.

Panas dari matahari, oleh panel, kemudian diolah masuk kedalam aki.

Aki terhubung dengan potensio meter dan dua sensor.

Sensor pertama, menurut dia, aktif ketika di dalam tanah yang telah dipasang senar neklin terdeteksi adanya rekahan sepanjang 25 centimeter.

Detik-detik Pengantin Baru di Cianjur Ditemukan Tewas Berpelukan di Bawah Reruntuhan Tanah Longsor

"Alat secara otomatis akan berbunyi pelan, selama 8 menit. Ini warning pertama," jelas dia.

Ketika tanah terus mengalami pergerakan, membentuk rekahan kurang lebih 50 centimeter. Maka sensor kedua akan aktif. Sirine secara otomatis akan berbunyi dengan suara yang lebih keras dan cepat.

"Ini tanda bahaya. Warga diminta segera berkemas untuk menjauhi tebing. Karena rekahan tanah lebih dari 50 centimeter dimungkinkan akan terjadi longsor," urai dia.

Agus membuat alat deteksi longsor selama sebulan. Ia mengaku membuat alat tersebut karena termotivasi untuk dapat mengurangi korban dari bencana tanah longsor.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved