Perbandingan Embung Nglanggeran Sebelum dan Sesudah Kering Kerontang di Musim Kemarau Ini
Embung Nglanggeran yang berada di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul mengering. Kondisi ini terjadi akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan.
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Dari luasan terdampak tersebut, yang puso mencapai 2.921,5 hektare.
Dari luasan lahan puso tersebut, yang mengalami rusak berat 193,5 hektare, rusak sedang 855 hektare, dan rusak ringan 2.268,5 hektare.
Adapun untuk informasi peringatan dini kekeringan DIY yang diupdate pada tanggal 20 September lalu ada beberapa tempat yang mengalami hari tanpa hujan berturut-turut.
Untuk wilayah yang mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari yang berpotensi kekeringan terjadi di Kabupaten Bantul (Dlingo, Bantul, Pandak, Piyungan, Pajangan, Imogiri, Banguntapan, Jetis, Pleret, Kasihan, Sewon, Sanden, Bambanglipuro, Srandakan, Kretek, Pundong, Dlingo, Sedayu), Gunungkidul (Tanjungsari, Saptosari, Tepus, Paliyan, Rongkop, Girisubo, Nglipar, Wonosari, Karangmojo, Semanu, Ponjong, Ngawen, Purwosari, Patuk, Playen, Semin), Kulonprogo (Panjatan, Pengasih, Kokap, Kalibawang, Nanggulan, Girimulyo, Sentolo, Temon, Wates, Galur, Lendah), Sleman (Prambanan, Tempel, Berbah, Cangkringan, Ngemplak, Kalasan, Depok, Pakem, Moyudan, Minggir, Godean, Ngaglik, Gamping, Kalasan, Berbah).
Sementara untuk wilayah yang mengalami 31 sampai dengan 60 hari terjadi di Kabupaten Sleman (Seyegan, Gamping, Tempel, Minggir, Sleman, Mlati, Turi, Depok), Gunungkidul (Panggang, Tepus, Karangmojo), Bantul (Dlingo), Kulon Progo (Sentolo, Samigaluh).
“Kekeringan yang dimaksud adalah kekeringan meteorologis yaitu berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, dan seterusnya),” ujarnya. (*)