Perbandingan Embung Nglanggeran Sebelum dan Sesudah Kering Kerontang di Musim Kemarau Ini

Embung Nglanggeran yang berada di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul mengering. Kondisi ini terjadi akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan.

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM
Perbandingan kondisi Embung Nglanggeran sebelum dan sesudah kering akibat musim kemarau yang berkepanjangan 

Embung Nglanggeran yang berada di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul mengering. Kondisi ini terjadi akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan.

Seorang pengelola wisata Embung Nglanggeran, Aris Triyono mengatakan bahwa debit air di Embung Nglanggeran ini sangat tergantung dari air hujan, lantaran termasuk ke dalam tadah hujan.

Waga menimba sumur di Dusun Karangpilang. Satu sumur ini dimanfaatkan oleh 42 KK.
Waga menimba sumur di Dusun Karangpilang. Satu sumur ini dimanfaatkan oleh 42 KK. (TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto Pangaribowo)

"Air mulai berkurang sejak bulan April, kondisi embung kering sejak dua bulan terakhir," ucapnya saat ditemui 9 Oktober 2019 kemarin.

Ia mengatakan, dalam rentan waktu enam tahun musim kemarau, dua tahun terakhir adalah musim kemarau yang terparah sehingga mengakibatkan air embung kering.

Lanjutnya, biasanya dalam satu tahun saat musim kemarau air embung menyisakan 1-2 meter.

"Dua tahun terakhir musim kemarau lebih panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ditambah lagi di sekitar embung tidak ada sumber air," katanya.

Berikut perbandingan foto Embung Nglanggeran sebelum dan sesudah kekeringan :

1. Embung Nglanggeran saat kondisi normal

Embung Nglanggeran saat kondisi normal
Embung Nglanggeran saat kondisi normal (Tribun Jogja/ Hamim Thohari)

2. Embung Nglanggeran kering kerontang

Musim kemarau embung ngelanggeran kering, Selasa (9/10/2019).
Musim kemarau embung ngelanggeran kering, Selasa (9/10/2019). (TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto)

Perkiraan awal musim hujan di DIY

Berdasarkan data Staklim BMKG Yogyakarta, awal musim hujan di wilayah DIY diperkirakan mundur hingga 2 dasarian.

Sebagai informasi, 2 dasarian berarti menandakan awal musim hujan akan mundur selama 10 hingga 20 hari.

Hal itu akan dirasakan secara merata di seluruh DIY.

"Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan Januari - Februari 2020," jelas Kepala Staklim BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas melalui pesan singkat pada Minggu (13/10/2019) lalu.

Wilayah terdampak kekeringan di DIY

Berdasarkan data pertengahan Oktober 2019 ini, secara keseluruhan, wilayah DIY yang terdampak kekeringan berada di empat kabupaten meliputi 39 kecamatan di 111 desa.

Khusus untuk lahan pertanian ada di 26 kecamatan dengan luasan 6.208,5 hektare.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved