Gunungkidul

Terdampak Kekeringan, Warga Gunungkidul Manfaatkan Air dari Bocoran Pipa PDAM

Warga memanfaatkan air dari bocoran PDAM untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk konsumsi, mandi.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto
Warga saat mengambil air pada lubang yang dibuat untuk menampung air bocoran PDAM, Jumat (4/10/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Menjadi daerah yang terdampak kekeringan memaksa warga Dusun Condong, Desa Botodayaan, Kecamatan Rongkop, menggunakan air yang bocor dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) kurang lebih sejak tiga bulan.

Seorang warga yang memanfaatkan air dari bocoran pipa adalah Reti Warga sekitar (55).

Ia menceritakan warga membuat sebuah lubang tak jauh dari pipa yang bocor, yang digunakan untuk menampung air.

Lubang yang dibuat warga kurang lebih berdiameter 30 cm, dengan kedalaman tak jauh berbeda dengan diameter yang dibuat.

Grebek Pasar Isuzu Traga, Lebih Dekat ke Konsumen

Dirinya baru pertama kali memanfaatkan air dari bocoran pipa PDAM.

Ia memanfaatkan air dari bocoran PDAM untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk konsumsi, mandi.

"Keadaan airnya ya seperti itu sedikit agak keruh. Hujan sudah tidak turun lebih dari 4 bulan," katanya pada Tribunjogja.com, Jumat (4/10/2019).

Warga sekitar selama ini membeli air dari tangki swasta seharga Rp 150 ribu sampai Rp 160 ribu dengan kapasitas sebanyak 5 ribu liter.

Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edi Basuki menyampaikan kurang lebih selama lima bulan Gunungkdiul tidak diguyur dengan hujan.

3 Kecamatan di Gunungkidul Mulai Kehabisan Anggaran Penanggulangan Kekeringan

"Kondisi ini lebih parah dibandingkan 2018 lalu. Karena tahun lalu, Oktober sudah mulai hujan," katanya.

Ditambah lagi, sudah ada tiga Kecamatan mulai kehabisan anggaran untuk penanggulangan dampak kekeringan.

Ketiga kecamatan tersebut adalah Purwosari Tanjungsari, dan Patuk.

"Untuk Purwosari memang sudah melaporkan habis, sedangkan untuk Tanjungsari sekarang hanya tinggal 25 tangki, kabarnya Patuk juga akan segera habis anggarannya," katanya.

Sedangkan untuk Kecamatan lain diperkirakan anggaran habis pada pertengahan Bulan Oktober.

Bantuan dari pihak swasta dihimbau untuk disalurkan secara langsung ke kecamatan yang bersangkutan.

Atasi Kekeringan di Dusun Suren, Kodim 0730 Gunungkidul Angkat Air Pakai Pompa Tenaga Surya

"Kalau harus melalui BPBD kami memiliki keterbatasan armada, karena kami hanya memiliki lima armada truk tangki sehingga sangat terbatas untuk menyalurkan bantuan air bersih, nanti kami yang mengarahkan ke lokasi mananya," paparnya.

Edy mengatakan, untuk bantuan dari pemerintah daerah lain hingga saat ini belum ada yang berkoordinasi dengan BPBD Gunungkidul.

Selain itu yang menjadi kendala adalah mulai berkurangnya debit air di beberapa sumber air yang airnya diambil untuk disalurkan oleh truk tangki.

"Kabarnya sumber air yang berada di Karangmojo sudah tidak diperbolehkan diambil airnya karena debit sudah sangat menrun dibanding dengan beberapa bulan lalu, kami juga mengambil air dari bantul seperti di Parangtritis," terangnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved