Yogyakarta

Tangkal Paham Radikalisme, Belajar Agama Harus Pada Guru yang Tepat

Acara yang dihelat di Pondok Pesantren Bin Baz Piyungan Bantul ini menekankan agar masyarakat bersama-sama merawat persatuan dan keutuhan bangsa melal

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Wahyu Setiawan
Pengasuh Ponpes Bin Baz, Abu Nida (kiri) dan Kanit Binmas Polres Bantul, Sudiasih JW (tengah) dalam acara Silaturahmi Ulama dan Umaro Untuk Persatuan dan Kesatuan NKRI bertema Menangkal Paham Radikalisme, Komunisme dan Intoleransi, Kamis (26/9/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perkembangan internet yang begitu masif perlu dibarengi dengan kecerdasan menggunakannya.

Setidaknya itulah yang ditekankan dalam acara Silaturahmi Ulama dan Umaro Untuk Persatuan dan Kesatuan NKRI bertema Menangkal Paham Radikalisme, Komunisme dan Intoleransi, Kamis (26/9/2019).

Acara yang dihelat di Pondok Pesantren Bin Baz Piyungan Bantul ini menekankan agar masyarakat bersama-sama merawat persatuan dan keutuhan bangsa melalui agama masing-masing.

Disamping itu, saat belajar ilmu agama juga harus pada guru yang tepat sesuai agamanya masing-masing.

Polda DIY Ajak Mahasiswa Tangkal Radikalisme di Media Sosial

"Semua pihak (bertanggung jawab) untuk menangkal radikalisme, mari belajar pada agama kita masing-masing, ya kalau mau belajar agama ya jangan melalui media sosial, guru kita bukan mbah google, tapi kalau agama islam ya pada para ustadz para kyai," tegas Sudiasih JW, Kanit Binmas Polres Bantul yang hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut mewakili Kapolres Bantul.

Salah satu bentuk ketaatan pada agama masing-masing yaitu dengan menjaga empat pilar kebangsaan.

Rasa cinta tanah air, menghormati lambang dan simbol-simbol negara hingga menghormati jasa pahlawan menjadi bentuk dari ketaatan agama itu.

"Kalau kita punya jiwa nasionalisme tersebut maka kita nggak ada pikiran dan tindakan aneh-aneh apalagi sampai radikal," tandasnya.

Sudiasih melanjutkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa diperlukan usaha dan kerja keras semua pihak.

Menurutnya paham radikalisme, komunisme dan intoleransi hanya bisa dibendung jika masyarakat dan jajaran tokoh agama bahu membahu membuat suasana kondusif.

Tujuh Kepala Sekolah di Jateng Terpapar Radikalisme, Pemerintah Tengah Lakukan Pembinaan Idiologi

"Apalagi nanti menghadapi gawe nasional dan puncaknya pesta demokrasi yaitu pelantikan presiden dan wakilnya itu semoga berjalan aman kondusif makanya perlu kerjasama para ulama umaro dan tokoh agama," jelasnya.

Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz, Abu Nida mengatakan Indonesia ini dinilai sebagai negara yang sudah berhasil menfasilitasi agama khususnya terkait kaidah dan syariat Islam.

"Bukan mau dirombak atau apa, ini Indonesia sudah islam. Kalian mau birul walidain boleh, mau berbuat baik dengan tetangga juga boleh, bersodakoh juga boleh, mau bangun masjid silahkan, mau amal jariyah silahkan. Islam kan memang seperti itu, yang dimaksud Islam ya itu," katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved