ADVERTORIAL
SMP - SMA Budi Utama Terima Siswa Program Pertukaran Pelajar dari Australia
Sekolah SMP dan SMA Budi Utama menerima delapan siswa dari Australia yang merupakan para peserta program pertukaran pelajar Victorian Young Leaders.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sekolah SMP dan SMA Budi Utama menerima delapan siswa dari Australia yang merupakan para peserta program pertukaran pelajar Victorian Young Leaders (VYL).
Program ini sendiri terlaksana atas kerjasama antara The Australian Consurtoum for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) - AFS Intercultural Programs Australia dan Pemda DIY.
Humas Sekolah Budi Utama, Lisya Herlin mengatakan, para siswa Australia tersebut akan berada di Yogyakarta selama lebih kurang enam minggu.
• Keceriaan Pedagang dan Juragan Sayur Berjoget Ria di Grebek Pasar Isuzu Traga 2019 Magelang
“Mereka akan tinggal bersama (live in) di rumah orang tua dari beberapa siswa yang sudah ditunjuk untuk belajar bahasa Indonesia dan memahami lebih dalam kultur dan segala hal tentang Indonesia,” kata Lisya.
Proses penerimaan siswa Australia dilaksanakan di SMP - SMA Budi Utama, Kamis (19/9/2019).
Selain pihak SMP Budi Utama, hadir pula empat sekolah lain yang juga ditunjuk sebagai pelaksana program ini.
Yaitu SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA Pangudi Luhur dan juga SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Total ada 39 siswa Australia berpartisipasi dalam program ini.
Sementara dari pihak Australia, hadir sejumlah pejabat pemerintah dan juga pejabat bidang pendidikan dan pelatihan negara bagian Victoria.
Satu di antaranya James Merlino selaku Deputy Premier and Minister for Education Victoria.
• Sekolah Budi Utama Berkomitmen Menjadi Sekolah Ramah Anak
“Semoga program ini bisa menginspirasi siswa (peserta pertukaran pelajar) untuk belajar bahasa Indonesia,” kata James.
Dalam kesempatan tersebut, James mengatakan bahwa Yogyakarta sebagai kota pelajar di Indonesia sangat tepat untuk tempat program pertukaran pelajar seperti ini.
Lewat bahasa Indonesia dan kultur di Yogyakarta, para pelajar Australia pun diharapkan mampu menyerapnya demi keperluan edukasi dan memaksimalkan kemampuan interaksi para siswa.
“Ini adalah tahun pertama kita (melaksanakan program pertukaran) di Yogyakarta. Jika melihat antusiasme para siswa saya rasa program ini bisa dilanjutkan kembali tahun 2020 nanti. Semoga para siswa bisa semakin percaya diri dan bisa menjadi modal penting mereka untuk hidup bersosial di lingkup yang lebih luas di masa yang akan datang,” kata James.
Seorang siswa asal Australia peserta program pertukaran pelajar ini, Noah Jamil Brennan pun sempat mengaku gugup ketika akan mengikuti program ini karena ia baru pertama kali datang ke Indonesia.
• Budi Utama Yogyakarta Adakan Outbound Karyawan untuk Membentuk Teamwork
Pandangannya kala, akan banyak perbedaan kultur di Indonesia dibanding di tempat tinggalnya di Australia, termasuk suhu udara dan tentu saja makanan.
“Ya, saya harus membiasakan diri makan nasi di sini (Yogyakarta) dan juga jauh dari orang tua saya. Tapi saya rasa teman-teman di sini sangat menyenangkan dan membuat saya tak lagi gugup. Semoga enam minggu ke depan saya bisa lebih mandiri dan bisa belajar banyak dari Indonesia khususnya Yogyakarta, seperti budaya dan tentu saja bahasa Indonesia,” kata Noah.
Selain mendapat kesempatan untuk berkenalan dan berinteraksi dengan para murid SMP - SMA Sekolah Budi Utama, pada kesempatan kemarin para siswa dari Australia juga berkolaborasi dengan memainkan pertunjukkan dengan menggunakan instrumen drum China.
Momen ini pun menarik perhatian para tamu undangan yang hadir siang itu. (*)