Kisah Habibie saat Menjadi Presiden, Nakhoda Penyelamat Negara Indonesia

Pemberani dan pantang menyerah, dua kata itu melekat pada diri Presiden Ketiga RI, BJ Habibie. Di akhir hayatnya, Habibie yang meninggal

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Yoseph Hary W
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Mantan Presiden BJ Habibie menghadiri pembukaan Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8). 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemberani dan pantang menyerah, dua kata itu melekat pada diri Presiden Ketiga RI, BJ Habibie.

Di akhir hayatnya, Habibie yang meninggal pada Rabu (11/9/2019) di RSPAD dikenang sebagai presiden yang tak gentar melawan banyak cibiran.

Pada 21 Mei 1998, ia harus menjadi orang nomor satu di Indonesia menggantikan Presiden Soeharto yang kala itu memilih untuk mundur sebagai pemimpin.

Habibie adalah wakil dari Soeharto. Ia diminta kembali ke Indonesia pada tahun 1973 untuk mengharumkan nama bangsa di bidang teknologi.

Sebagai presiden di masa transisi, Habibie tentu banyak mendapat cibiran.

Hegemoni 32 tahun Presiden Soeharto berkuasa membuat setiap lini pemerintah dan masyarakat sudah merasa nyaman dengan keadaan yang ada.

BJ Habibie Menghembuskan Nafas Terakhir Setelah Seluruh Keluarga Berkumpul

Selamat Jalan BJ Habibie, Pemimpin Visioner Itu Telah Berpulang

Obituari BJ Habibie, Belajar Pesawat Sejak Muda, Rumus Faktor Habibie Membuatnya Dijuluki Mr Crack

Sementara, Habibie adalah orang dengan pandangan egaliter dan progresif.

Di tangannya, Indonesia banyak sekali memiliki perubahan, termasuk tentang tata cara pemilihan pemimpin hingga kebebasan pers.

Dua hal yang tidak dimiliki negara saat orde baru.

Ini menandakan, Habibie bukan saja cerdas di dunia kedirgantaraan.

Ia juga memiliki hati nurani manusia yang bertekad untuk membangkitkan negerinya.

Cerita mengenai kepemimpinan BJ Habibie saat menjadi presiden selalu menarik untuk disimak.

Hal ini dikarenakan Habibie adalah pemegang kekuasaan tertinggi ketika Indonesia sedang carut marut.

Jika mengingat sejarah, pada tahun 1998, banyak demonstrasi massa terjadi di seluruh penjuru negeri.

Tuntutan mereka hanya satu, yakni membuat Presiden Soeharto turun dari kursi presiden.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved