Jawa

Sujono, Seniman asal Magelang, Melukis Karya Lukisan yang Indah dari Limbah Plastik

Di tangan Sujono (49), seniman asal Kabupaten Magelang ini, limbah tersebut disulap menjadi karya lukisan yang indah dan bernilai seni tinggi.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Sujono alias Sujono Keron, saat sedang melukis dengan menggunakan limbah plastik di sanggar dan kediamannya di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Rabu (4/9). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Limbah plastik selain jadi sampah yang menumpuk, tetapi juga berbahaya buat lingkungan.

Namun, di tangan Sujono (49), seniman asal Kabupaten Magelang ini, limbah tersebut disulap menjadi karya lukisan yang indah dan bernilai seni tinggi.

Sujono alias Sujono Keron ini adalah warga Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Ia berprofesi tidak hanya sebagai seniman, tetapi juga koreografer dan penata panggung.

Bukan hanya karya lukisan saja yang dihasilkan, tetapi juga topeng, wayang serangga, bahkan sampai tarian.

Kapal Goyang Kapten Sambangi Yogyakarta

Kepiawaiannya melukis sudah ada sejak ia duduk di bangku sekolah. Ia belajar secara mandiri, mencoba melukis sederhana, sampai ia pernah mendapatkan juara lomba lukis tingkat kecamatan saat masih bersekolah di SMP Negeri 2 Sawangan.

Mulai saat itu lah, Sujono Keron bertekad menggeluti profesi di bidang kesenian.

Mulanya ia hanya melukis dengan cat minyak dan akrilik. Sampai ketika, dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia melihat banyaknya sampah plastik mencemari lingkungan.

Di desa tempat ia tinggal. Lahan pertanian juga tak luput dari pencemaran limbah plastik ini.

Ia pun merasa prihatin. Hatinya tergerak dan memikirkan cara mengatasi masalah ini.

Ia kemudian terpikir untuk menggunakan limbah plastik ini menjadi sesuatu yang berguna.

"Sampah plastik ada dimana-mana. Di desa tempat saya tinggal, bahkan di lahan tempat petani bercocok tanam. Saya merasakan prihatin dan mencoba memikirkan cara mengatasi masalah ini. Terpikir kemudian, bagaimana kalau limbah plastik ini dijadikan sesuatu karya yang berguna," ujarnya.

Siswa SMP di Kota Magelang Sulap Limbah Plastik Jadi Produk Unik dan Berguna

Sujono pun mengumpulkan sampah-sampah plastik, memilah dan membersihkannya.

Dia mendesain dan merancang kostum untuk penari menggunakan bahan-bahan plastik itu.

Tak puas, ia memikirkan lagi cara mendaur ulang limbah tersebut, sampai terpikir untuk menggunakannya sebagai media cat untuk lukisan.

Limbah plastik baik berupa botol oli, bola plastik, ember plastik, peralon, tas kresek, tali rafia dan sisa-sisa potongan kain plastik dikumpulkan dari berbagai sumber, baik dari tetangga, pengepul sampah sampai bank sampah.

“Berbagai jenis limbah, mulai dari botol oli plastik, sampai sisa-sisa potongan kain dari penjahit. Semua saya kumpulkan dan olah terlebih dahulu sebelum dijadikan karya,” katanya.

Sampah-sampah itu dicuci bersih, lalu dikeringkan.

Setelah kering, sampah dipotong kecil-kecil, dan dikelompokkan sesuai dengan warnanya.

Potongan limbah tersebut kemudian dicampur menggunakan lem bakar, dipanaskan dengan menggunakan kompor.

Begitu mendidih, mulailah proses lukis itu.

Campuran cairan tersebut berfungsi sebagai cat.

Cairan dioleskan menggunakan valet ke atas kanvas untuk membentuk karya lukisan.

Pelaku Usaha Hingga Instansi di Sleman Diminta Mulai Kurangi Penggunaan Plastik

"Bagian-bagian itu dikelompokkan sesuai warnanya. Kadang kalau tidak ada warnanya, saya pesen sendiri. Nah, saat melukis, potongan limbah ini dipanaskan di atas kompor dicampur dengan lem bakar. Setelah dicampur dengan lem bakar tersebut, saat mendidih, cairan dioleskan dengan valet di atas kanvas,” katanya.

Sujono biasa menggunakan kanvas dengan ukuran 60 sentimeter x 80 sentimeter dan satu kali satu setengah meter.

Dengan menggunakan cat plastik itu, ia kerap melukis dengan obyek serangga.

Lukisannya pun tak bisa dianggap remeh.

Lukisan dari limbah plastik itu juga turut serta dalam berbagai pameran seni bersama seniman dari mancanegara, baik di tingkat nasional seperti di Studio Mendut, Limanjawi Art House Borobudur, bahkan merambah sampai negeri jiran, Malaysia.

Bahkan ada beberapa lukisan yang sempat laku.

Semisal lukisan dengan ukuran 60x80 sentimeter, bisa laku dari Rp 8juta hingga Rp 10juta.

"Ada tiga lukisan yang saya bikin. Lukisannya menggambarkan semangat serangga bertani, serangga mengayuh becak. Karya-karya itu ternyata diminati di Malaysia, dan oleh peminat seni secara umum,” katanya.

Tanpa Plastik, Kantin SMPN 1 Seyegan Gunakan Piring Hingga Daun Pisang

Sudah dua tahun ini, Sujono melukis dengan limbah plastik.

Mulanya di tahun 2017, hingga di tahun 2018 berikutnya, lukisannya mulai mendapat sorotan di berbagai pameran.

Kemudian di tahun 2019 dan tahun-tahun yang akan datang.

Tujuannya hanya satu. Ia ingin mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah plastik.

"Saya ingin mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah plastik," tuturnya.

Sujono sendiri sudah bertekad untuk terus melukis menggunakan limbah plastik.

Melalui cara itu lah, ia dapat merawat lingkungan, menjaganya dari polusi plastik yang berbahaya.

Lukisan limbah plastik ini juga menjadi bentuk kampanye lingkungan.

"Saya rasa, saya akan terus melukis dengan memanfaat limbah plastik yang ada, karena dengan cara ini saya bisa mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik. Dengan carai ini saya bisa berkampanye dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat lingkungan kita," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved