Perjalanan Panjang Muhammad Ma'ruf, Putra Pedagang Bakso Asal Bantul yang Lolos Paskibraka Nasional

Terpilihnya Muhammad Ma'ruf menjadi anggota 68 Paskibraka nasional merupakan buah dari perjuangan panjang.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Sang Ibunda, Sumiasih, menunjukkan foto putranya Muhamad Maruf dan keluarga saat ditemui di rumahnya di Pendowoharjo Sewon, Bantul, Selasa (6/8/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Muhammad Ma'ruf tampaknya bisa menjadi contoh dan teladan bagi anak-anak muda, terutama bagi adik kelasnya di SMK Negeri 1 Sanden, Kabupaten Bantul.

Anak dari pasangan Sumiasih (45) dan Samsul Hadi (47) tersebut lolos seleksi dan terpilih sebagai anggota 68 Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Ketarunaan SMK N 1 Sanden, Roji S.Pd, mengatakan Muhammad Ma'ruf yang tahun ini duduk di bangku kelas XI Jurusan Nautika itu dikenal memiliki kepribadian yang supel.

Ma'rif dikenal sebagai siswa yang komunikatif dan bisa bergaul dengan siapa saja.

"Anaknya baik, sopan, disiplin dan tegas," katanya saat ditemui Tribunjogja.com, Selasa (6/8/2019).

Roji bercerita, terpilihnya Muhammad Ma'ruf menjadi anggota 68 Paskibraka nasional merupakan perjuangan panjang.

Atas nama sekolah, ia sendiri pun mengaku sangat bangga.

Awal mula perjalanan Ma'ruf sampai menjadi Paskibraka nasional, diceritakan Roji, dimulai dari datangnya surat undangan dari Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Bantul.

Surat tersebut meminta SMK N 1 Sanden mengirimkan perwakilan taruna dan taruni untuk dipilih menjadi Paskibraka.

"Kami menyeleksi tingkat sekolah. Satu bulan, setiap pagi latihan. Ada 10 taruna-taruni Pleton Inti, kita kirimkan," terangnya.

Dari 10 perwakilan yang dikirimkan, ada 3 taruna-taruni yang saat itu dinyatakan lolos seleksi.

Mereka adalah Salsabila, Putra Laksa Immanuel dan Muhammad Ma'ruf.

Salsabila dan Putra Laksa Immanuel lolos seleksi dan sampai di tingkat Kabupaten.

"Mereka nanti jadi Paskibraka tingkat Kabupaten Bantul," tuturnya.

Sedangkan Muhammad Ma'ruf, berbekal semangat dan kegigihan terus melaju.

Ia mengikuti serangkaian seleksi tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hingga akhirnya terpilih dan dikukuhkan menjadi anggota 68 Paskibraka tingkat nasional.

"Kami bangga sekali. Semoga dia nantinya bisa menjalankan tugas dengan baik," kata Roji, mengutarakan harapan.

Selain baik dan memiliki kedisiplinan yang tinggi, Muhammad Ma'ruf, kata Roji merupakan sosok yang aktif dibidang sosial.

Ma'ruf, kata dia, di sekolah menjadi motor penggerak kegiatan bakti sosial ketika bulan Ramadan.

Anak-anak SMK negeri 1 Sanden saat bulan puasa menurutnya memiliki program bagi-bagi tajil gratis di jalanan untuk berbuka puasa bagi pengendara jalan.

"Yang menjadi motor kegiatan itu ya Ma'ruf ini. Bagi takjilnya di perempatan Klodran sama perempatan Gose," kata dia.

Roji berharap, terpilihnya Ma'ruf menjadi Paskibraka nasional bisa menjadi pintu gerbang untuk menjemput cita-cita di masa yang akan datang.

Sang Ibunda, Sumiasih, juga mengaku sangat bahagia.

Ia sendiri tak menyangka anak pertamanya itu bisa terpilih menjadi Paskibraka sampai ke Jakarta.

"Saya tak menyangka. Ma'ruf bisa ikut terpilih ke Jakarta. Rasanya bangga sekali. Saya sampai nangis, seneng," tuturnya.

Menurut Sumiasih, semenjak duduk di bangku SMK N 1 Sanden, anaknya itu sangat rajin berangkat sekolah demi menggapai cita-cita.

"Bilang ke saya, katanya ingin jadi tentara, Angkatan Laut. Sebagai orangtua. Sekiranya itu positif. Saya hanya bisa mendukung," ungkap dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved